Komisi: Pengertian, Jenis, dan Perbedaannya dengan Bonus
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Komisi merupakan sebuah pendapatan lain yang diberikan perusahaan kepada marketing atas keberhasilannya menjual barang atau jasa. Bagi sebagian orang, selain memperoleh gaji, mereka juga terkadang menerima komisi atas keberhasilan mereka menawarkan atau menjualkan suatu produk.
Pembagian komisi setiap perusahaan tentu berbeda-beda, tergantung dengan persentase penjualan dan lain sebagainya. Lalu, apa perbedaan komisi dan bonus? Simak penjelasan lengkap mengenai pengertian komisi dan jenis-jenisnya di bawah ini!
1. Pengertian Komisi
Komisi merupakan salah satu pendapatan yang diterima karyawan perusahaan sebagai marketing di luar gaji dan tunjangannya. Arti lain dari komisi adalah imbalan dalam bentuk fisik yang diterima marketing apabila mereka telah mencapai target penjualan dan memperoleh keuntungan.
Komisi juga dapat digunakan sebagai salah satu motivasi marketing untuk bekerja lebih giat lagi agar target penjualan dapat tercapai.
2. Jenis-jenis Komisi
Komisi yang diberikan perusahaan kepada karyawannya memiliki jenis yang berbeda-beda. Lantas, apa saja jenis-jenis komisi? Berikut di antaranya:
1. Gaji Pokok dan Komisi
Gaji pokok dan komisi merupakan salah satu jenis komisi yang paling sering didengar. Komisi ini akan diberikan perusahaan bersamaan dengan gaji karyawan. Komisi ini diberikan berdasarkan jumlah penjualan yang berhasil dicapai marketing.
Apabila marketing berhasil mencapai target penjualannya atau melebihi target penjualannya, maka komisi yang diperoleh juga akan semakin besar. Namun, apabila marketing tidak berhasil mencapai target penjualan maka marketing tersebut tidak akan menerima komisi dari perusahaan namun tetap memperoleh gaji pokok setiap bulannya.
2. Komisi Langsung
Komisi langsung diberikan perusahaan kepada karyawan sebesar 100% atau penuh setelah marketing berhasil menjual produk atau jasa. Namun, jenis komisi ini harus dibuat aturan yang jelas oleh perusahaan agar tidak menimbulkan kesalahpahaman atas perolehan komisi dan gaji yang diperoleh marketing.
3. Komisi Pendapatan
Komisi pendapatan diberikan sekian persen dari total penjualan yang berhasil dilakukan marketing. Besarnya persentase komisi dilakukan berdasarkan jumlah pendapatan dan kebijakan dari perusahaan.
4. Komisi Berjenjang
Komisi berjenjang adalah komisi yang memiliki tingkat persentase yang berbeda-beda. Artinya, apabila perjualan yang dilakukan marketing cukup besar, maka komisi yang diperoleh marketing juga besar. Jenis komisi satu ini akan membuat marketing termotivasi untuk mencapai target penjualan sehingga para marketing bisa menyusun strategi dengan cara apapun agar mencapai target penjualan mereka.
5. Pengundian Komisi
Pengundian komisi ini merupakan komisi yang diterima marketing namun dengan adanya jaminan pembayaran setiap bulannya. Komisi ini diperoleh marketing dalam jumlah yang lebih sedikit dari yang ditargetkan.
Baca Juga: 6 Cara Ampuh Atur Keuangan saat Gajian Tiba, Biar Gak Boncos!
3. Cara Mencatat Komisi
Editor’s picks
Perlu diketahui bahwa komisi harus dicatat dengan baik oleh perusahaan. Untuk itu, berikut merupakan cara mencatat komisi yang benar.
Contoh: Pak Anton bekerja sebagai marketing di perusahaan CV. Abadi dan berhasil menjual produk sebesar 80 juta rupiah dengan komisi sebesar 10% (sepuluh persen).
Maka, untuk menghitung komisi pertama-tama kalikan terlebih dahulu 80 juta dengan 10% seperti berikut:
Komisi = 80.000.000 x 10%
Komisi = 8.000.000
Selanjutnya, CV. Abadi akan mencatat jurnal sebagai berikut:
Jurnal penjualan:
Pendapatan (D) 80.000.000
Penjualan Barang (K) 80.000.000
Jurnal pembayaran komisi:
Komisi (D) 8.000.000
Kas (K) 8.000.000
Jurnal pencatatan marketing:
Kas (D) 8.000.000
Pendapatan Komisi (K) 8.000.000
4. Perbedaan Komisi dan Bonus
Sebagian orang berfikir bahwa komisi sama halnya dengan bonus. Namun, sebenarnya kedua hal tersebut berbeda. Perbedaan dari komisi dan bonus adalah komisi diberikan saat marketing berhasil menguntungkan perusahaan dengan cara berhasil mencapai target penjualan. Sedangkan bonus merupakan uang atau insetif yang diberikan perusahaan kepada seluruh karyawan (tidak hanya marketing).
Contoh dari komisi adalah marketing yang berhasil menjual produk atau jasa perusahaan. Sedangkan contoh bonus adalah bonus akhir tahun dan lain sebagainya.
Tidak hanya dalam bidang penjualan saja, komisi juga bisa didapat dalam bidang investasi, seperti contohnya komisi yang diperoleh broker. Contoh kasusnya di bidang investasi adalah saat seseorang menjual aset atau investasinya dengan bantuan broker properti, broker ini akan memberikan nasihat dan membantu klien yang menjual aset tersebut agar berhasil mendapatkan pembeli yang cocok.
Dengan demikian, broker sama halnya bekerja sebagai marketing yang memerlukan strategi kreatif agar bisa menjual aset yang telah diamanatkan oleh klien si pemilik aset tersebut. Sebagai contoh mereka bisa membuat spanduk di aset yang dijual, mereka bisa mengupload aset tersebut di website pribadinya, atau mereka bisa bantu memasarkan melalui orang terdekatnya.
Apabila broker tersebut berhasil mendapatkan pembeli yang mau membeli aset tersebut, maka broker tersebut berhak mendapatkan komisi atas penjualannya dari pihak pemilik aset. Namun, jika broker tersebut berasal dari suatu perusahaan maka komisi akan diberikan sesuai aturan perusahaan.
Besarnya persentase komisi yang diperoleh broker tergantung dengan aturan yang berlaku tiap perusahaan. Dengan demikian, semakin besar aset yang dijual broker, maka komisi yang diperoleh juga semakin besar. Pun sama jika broker berhasil menjual aset dengan harga kecil maka komisi yang diperoleh juga kecil.
Baca Juga: Kekayaan Bersih: Pengertian, Konsep, dan Cara Menghitungnya