Instrumennya Sama, Ini Perbedaan Investasi dan Trading Saham

Pemula harus memahami perbedaan ini

Jakarta, IDN Times - Penanaman modal dapat dilakukan di pasar modal atau pasar uang. Keduanya sering disebut investasi atau trading. Di pasar modal, instrumen yang dipakai dalam berinvestasi dan trading bisa bermacam-macam, tetapi yang paling sering dipakai ialah saham. 

Tapi yang perlu diketahui, investasi saham dan trading saham merupakan hal yang berbeda. Ini terlihat dari segala aspeknya, mulai dari strategi hingga resiko yang harus ditanggung. Untuk mengetahui lebih lengkapnya, IDN Times telah merangkum perbedaan apa yang dimaksud sebagai investasi saham dan trading saham berikut ini.

Baca Juga: Mengenal 4 Perbedaan Saham Biasa dan Saham Preferen, Apa Saja? 

1. Strategi yang dilakukan berbeda

Instrumennya Sama, Ini Perbedaan Investasi dan Trading SahamIlustrasi saham (ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto)

Dalam investasi saham, karena jangka waktunya panjang, investor akan memperhatikan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi saham tersebut. Biasanya, yang dibeli adalah saham emiten yang sehat dan kualitas kerja yang baik dengan fundamental yang kokoh. Jadi, selain nilai aset akan bertambah, investor juga akan mengambil keuntungan dari pembagian dividen secara berkala.

Lain halnya bagi para trader. Mereka memfokuskan strategi pada sentimen dan kondisi pasar dibandingkan performa emiten saham yang mereka beli. Misalnya, jika pasar saham sedang mengalami penurunan akibat situasi politik negeri atau ekonomi global, maka seorang trader tidak akan masuk pasar saham sebelum kondisinya kembali normal.

Selain itu terdapat juga beberapa strategi ekonomi yang digunakan oleh trader, yaitu stop loss, target profit dan risk-reward ratio.

2. Prinsip yang dipakai berbeda

Instrumennya Sama, Ini Perbedaan Investasi dan Trading SahamANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra

Investor yang berinvestasi di saham seringnya memakai prinsip buy and hold. Ini artinya, mereka akan menyimpan investasi dengan jangka waktu lebih dari 1 tahun. Para investor hanya akan melepaskan sahamnya ketika tujuan mereka telah terpenuhi atau saat kualitas emiten mulai memburuk.

Kebalikan dari prinsip investasi saham, seorang trader justru memiliki prinsip buy and sell. Mereka akan memanfaatkan fluktuasi harga untuk mendapatkan keuntungan dari selisih beli jual tersebut. Analisis teknikal turut digunakan untuk mengetahui pergerakan harga saham.

Biasanya, trader akan membeli saham perusahaan yang memiliki potensi kenaikan harga dalam jangka waktu singkat.

Baca Juga: Mengenal 4 Perbedaan Investasi dan Trading, Pemula Wajib Tahu!

3. Risiko yang diterima berbeda

Instrumennya Sama, Ini Perbedaan Investasi dan Trading SahamIlustrasi Penurunan/Bearish (IDN Times/Arief Rahmat)

Terakhir, risiko yang terdapat pada investasi adalah risiko counterparty, yaitu risiko yang timbul akibat terjadinya kegagalan pihak lawan dalam memenuhi kewajibannya.

Ini timbul dari jenis transaksi yang memiliki karakteristik tertentu, misalnya transaksi yang dipengaruhi oleh pergerakan nilai wajar atau nilai pasar. Selain itu, adapun risiko partial fills yang artinya risiko yang terjadi apabila aset investor hanya berhasil terjual sebagian. 

Layaknya investor, trader pun memiliki risiko yaitu, capital loss di mana harga jual lebih rendah dibandingkan harga beli dan risiko kebangkrutan perusahaan. Tidak hanya itu, trader juga menghadapi risiko counterparty, akan tetapi lebih rendah daripada imvestor.

Namun, tetap saja trader tidak dapat mengambil keuntungan sesaat dari penurunan harga drastis (larangan atas short selling).

Baca Juga: Beda Trader dan Investor, Kamu Pilih yang Mana?

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya