Pelajari 7 Wawasan Ini Sebelum Memutuskan Resign dan Berwirausaha

Sebelum resign, persiapkan!

Kerja dulu atau langsung wirausaha, sih?
Saya yakin jawabannya tidak akan pernah sama antara satu wirausahawan dengan wirausahawan lainnya. Semua punya alasan yang berbeda terhadap pilihannya. Untuk kamu yang saat ini sedang jadi karyawan tapi bercita-cita suatu saat akan berwirausaha, ini daftar 7 wawasan yang harus kamu persiapkan:

1. Latihan meningkatkan profesionalitas, bukan gaji 

Ketika menjadi karyawan, latih diri kamu untuk tidak hanya eksekusi kerjaan yang diminta, try to take an extra mile and deliver more than expected. Dan jangan lakukan itu buat dapat pujian dari atasan kamu, tapi lakukan itu untuk meningkatkan kualitas kerja kamu.

Etos kerja seperti ini nanti yang akan berguna ketika akan memulai wirausaha. Akan sulit ketika kamu berwirausaha tapi kamu tidak mau kerja lebih tanpa dibayar.

“Entrepreneurs are willing to work 80 hours a week to avoid working 40 hours a week” ~Lori Greiner

2. Belajar Memimpin Diri Sendiri

Yang perlu diasah sambil bekerja adalah kemampuan memimpin. Sebelum memimpin orang lain, apakah kamu sudah bisa memimpin diri sendiri? Coba diingat-ingat, apakah kamu masih curi-curi waktu di kantor kalau si Boss lagi tidak ada di tempat?

Memimpin diri sendiri adalah yang paling sulit karena tidak ada orang lain yang memaksa diri kamu. Belajar memimpin berarti belajar memberi contoh, apakah kamu sudah memiliki attitude untuk dicontoh?

“The true test of man’s character is what he does when no one is watching” ~ John Wooden

Jadi kalau masih kerja hanya ketika ada Si Boss, maka kamu belum kuat untuk bisa memimpin diri sendiri.

3. Memahami Key Performance Indicator (KPI)

Biasanya ini nih faktor penentu bonus kamu waktu di kantor, bener ga? Tapi maksud point ini bukan untuk supaya kamu paham cara bagi-bagi bonus ke karyawan kamu nanti. Tujuan kamu paham KPI adalah agar semua usahamu akan terukur hasilnya. Pastikan kamu paham dan pelajari dengan baik cara pengukurannya. Ketika kamu berwirausaha, tidak akan ada yang minta kamu punya KPI, kamu sendiri yang harus menyiapkannya. Kalau kamu merasa KPI itu hanya untuk perusahaan besar dan tidak penting di usaha kecil kamu, kamu salah.

“If you can’t measure it, you can’t scale it”

Saya dapat quote itu dari mentor waktu di kantor lama. Nanti ketika berwirausaha dengan resource terbatas, kamu harus prioritaskan effort kamu ke hal-hal yang memiliki impact signifikan, tanpa pengukuran KPI, akan sulit menilai efektifitas usaha kamu.

4. Menggunakan Jaringan.

Selama berkarir sebagai karyawan mungkin kamu akan mengenal sebagian orang-orang profesional di industrinya masing-masing. Network adalah amplifier dari value yang kamu punya. Kalo value dan reputasi kamu positif di mata network itu, maka value itu yang akan tersebar, dan bisa menjadi boomerang jika value kamu sebaliknya.

Jangan fokuskan diri kamu pada jaringan yang kamu punya. Fokuskan pada value apa yang kamu punya, sehingga jaringan kita merasakan manfaatnya. Tingkatkan terus value nya sehingga dari network ini menghasilkan hasil terbaik untuk wirausaha kamu nanti. Jangan lupa, perbanyaklah kesempatan untuk memberi daripada meminta kepada network yang kita punya.

6. Financial Strategy is underrated.

Buku-buku populer tentang kewirausahaawan lebih sering menceritakan tentang penciptaan produk, team building atau strategi marketing/branding daripada bagaimana strategi keuangan suatu perusahaan startup yang sukses.

Akibatnya, strategi perusahaan tidak banyak terpikirkan secara mendetail ketika mengembangkan wirausaha, terutama dari wirausahawan yang tidak punya latar belakang pengelolaan keuangan.

Pengelolaan keuangan ini adalah bagian terpenting ketika mau scale up bisnis kamu. Kamu tidak akan bisa meningkat dari bisnis rumahan jadi perusahaan publik kalau hanya menggunakan jurnal transaksi harian. Nanti ketika transaksi usaha kamu membesar, tim kamu bertambah banya dan ekspansi wilayah maka kamu harus pastikan wirausaha kamu memiliki pondasi finance yang baik. Pondasi finance yang saya maksud bukan soal modal, tetapi struktur dan tata kelola keuangan yang baik.

Pro tips: Untuk yang background pendidikannya bukan Finance, lakukan usaha terbaik lo untuk mendapatkan orang finance yang punya pengalaman untuk bisa bekerja di usaha kamu, karena mempelajari sendiri tidak akan efektif.

7. Bekerja Belajar di StartUp

Resign dari perusahaan besar, dan bergabunglah ke startup. Disini kamu masih jadi karyawan, tapi resource yang lebih sedikit. Kamu dilatih mikir keras untuk menghasilkan impact besar dengan resource terbatas. Belajar gimana menyebarluaskan produk ke pelanggan potensial, belajar memahami pelanggan, belajar menjaga loyalitas pelanggan, dan belajarlah sambil melakukannya.

Dengan belajar di startup, kamu akan melihat korelasi bahwa dengan meningkatkan kualitas diri akan meningkatkan kualitas kerja dan selanjutnya meningkatkan kualitas perusahaan.

Ketika kamu menjadi decision maker suatu hal yg penting di startup itu, kamu akan berupaya agar keputusan yang dimbil adalah yang terbaik. Untuk meyakinkan hal itu, kamu akan merasa perlu banyak belajar dari sana sini. Proses tidak berhenti belajar itulah yang akan menjadi modal nanti ketika lo mulai berwirausaha.

---

Jadi selagi masih jadi karyawan, pelajarilah wawasan tersebut. Jadi nanti ketika resign setelah lebaran, kamu sudah lebih siap!
Jangan ragu berikan pendapat kamu di kolom komentar!

 

Fikri Gustin Photo Writer Fikri Gustin

Latihan Nulis, mgdigital.id, martabakmonkey.com

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya