"Sego Njamoer", Usaha Kuliner Milik Insinyur yang Tak Bisa Masak

Berawal dari karya ilmiah, usaha ini kini beromset miliaran

Surabaya, IDN Times - Masa kuliah Rizki Aris Yunianto (28) dan kawan-kawan terasa lebih menantang. Betapa tidak, Rizki sudah tekun menggeluti dunia wirausaha yang kini omsetnya telah mencapai milyaran rupiah dalam setahun melalui produk makanan yaitu Segoe Njamoer.

Bahkan, saat ini telah ada 75 outlet Sego Njamoer yang tersebar di kampus, Mall, dan jalanan beberapa kota di Jawa Timur. Segoe Njamoer merupakan merek makanan olahan jamur berbumbu dengan jenis produk antara lain sego njamoer (nasi berbungkus segitiga berisi jamur berbumbu), pentol njamoer, dan siomay njamoer.

1. Berawal dari PKM

Sego Njamoer, Usaha Kuliner Milik Insinyur yang Tak Bisa MasakIDN Times/Fitria Madia

Kisah perjuangan Rizki dan kelima temannya membesarkan Sego Njamoer berawal dari Program Kreatifitas Mahasiswa (PKM) pada tahun 2009. Saat itu, mereka masih berstatus sebagai mahasiswa semester 4 di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya. "Awalnya ya iseng-iseng campur serius dikit," kata pria berkacamata ini saat ditemui IDN Times di Final Food Startup Indonesia, Ciputra World Hotel pada Rabu (1/8).

Setelah berhasil mendapatkan dana hibah PKM sebesar Rp5 juta, Rizki dan kawannya melanjutkan riset untuk kompetisi selanjutnya yaitu Progam Mahasiswa Wirausaha (PMW) pada tahun 2010. Akhirnya mereka berhasil mendapatkan dana hibah PMW sebesar Rp23 juta yang kemudian digunakan untuk membuka outlet pertama di dalam kampus ITS.

2. Tidak menyerah menjadi kunci

Sego Njamoer, Usaha Kuliner Milik Insinyur yang Tak Bisa MasakIDN Times/Fitria Madia

Fakta unik dari Sego Njamoer adalah, seluruh owner dan founder tidak ada yang bisa memasak. Sembari tertawa kecil, Rizki menceritakan bahwa ke enam laki-laki calon insinyur ini dulunya belajar memasak jamur dari coba-coba. "Kita coba masak, terus lempar ke pasar. Ternyata diterima, lalu kita teruskan," kenangnya.

Meskipun sering dicemooh karena mahasiswa teknik yang menekuni usaha kuliner jamur, Rizki dan kawan-kawannya tidak menyerah begitu saja. Dengan semangat kompetisi dan misi membantu petani jamur, Rizki terus mengikuti kompetisi-kompetisi wirausaha untuk mendapatkan modal mengembangkan Sego Njamoer. "Kita sama sekali gak pakai pinjaman. Uang hadiah dari kompetisi yang kita putar terus untuk buka outlet dan pengembangan," terangnya.

Baca Juga: Kerja di Startup? 7 Keahlian 'Teknologi' Ini Harus Kamu Kuasai

3. Membawa misi kemanusiaan

Sego Njamoer, Usaha Kuliner Milik Insinyur yang Tak Bisa MasakIDN Times/Fitria Madia

Berbekal jargon "Ada Doa Petani Jamur di Setiap Gigitannya", Rizki juga membawa cita-cita besar dalam produk Sego Njamoer. Ia dan kawan-kawan ingin membantu pemasaran petani-petani jamur di Jawa Timur melalui produk mereka. "Awalnya kita riset bareng teman-teman santri yang juga punya budidaya jamur. Ketemu permasalahannya, akhirnya kita mau memecahkan keresahan ini melalui PKM-K dulu," jelasnya.

Hingga saat ini, jargon tersebut masih dipegang teguh oleh Rizki dan rekannya. Hitungan keberhasilan usaha mereka bukan dari nominal keuntungan, melainkan berapa banyak jamur dari para petani yang telah terserap oleh Sego Njamoer. "Hingga saat ini, kita sudah berhasil menyerap 100 ton jamur dalam setahun. Itu tujuan utama kami, membantu petani jamur," ungkapnya.

Baca Juga: Intip Kerennya 6 Kantor Startup Indonesia, Bikin Betah Ngantor Nih!

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya