3 Jurus Bank Indonesia Dorong Akselerasi Ekonomi Syariah

Indonesia punya potensi besar dalam ekonomi syariah

Jakarta, IDN Times - Akselerasi pengembangan ekonomi dan keuangan syariah nasional merupakan bagian dari transformasi menjadikan Indonesia sebagai pusat rujukan ekonomi syariah global menuju Indonesia maju. Oleh sebab itu, keunggulan yang dimiliki Indonesia sebagai negara dengan mayoritas penduduk muslim perlu dioptimalkan.

"ISEF menjadi momentum akselerasi semua pihak untuk memperluas kerja sama internasional," kata Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dalam Indonesia Syariah Economic Festival (ISEF) ke-7 tahun 2020 yang ditayangkan secara virtual, Rabu (28/10/2020).

1. Tiga komitmen BI dorong pengembangan ekonomi syariah

3 Jurus Bank Indonesia Dorong Akselerasi Ekonomi SyariahIDN Times/Hana Adi Perdana

Perry bahwa Bank Indonesia mengadopsi tiga pilar guna mendukung akselerasi ekonomi dan keuangan syariah nasional. Pertama, pemberdayaan ekonomi syariah diarahkan untuk membangun mata rantai ekonomi halal, dengan sektor-sektor unggulan: pertanian, fesyen, wisata ramah muslim, energi terbarukan.

Kedua, keuangan syariah, memperluas produk dan akses keuangan baik komersial, yaitu perbankan, pasar keuangan dan lembaga keuangan lainnya; maupun keuangan sosial, yaitu zakat, infak atau sodaqoh (sedekah) dan wakaf. Ketiga, edukasi dan sosialiasi.

"ISEF diharapkan dapat menyinergikan dan merealisasikan berbagai pemikiran dan inisiatif nyata untuk pengembangan ekonomi dan keuangan syariah, sehingga berdampak positif pada pertumbuhan ekonomi nasional dan global," tutur dia.

Baca Juga: Mimpi Jokowi: Bangkitkan 'Raksasa Tidur' Lewat Merger Bank Syariah

2. Pelaksanaan FESyar dorong kesepakatan bisnis triliunan

3 Jurus Bank Indonesia Dorong Akselerasi Ekonomi SyariahMedia Briefing Modest Fashion ISEF 2020. 11 Agustus 2020. IDN Times/Klara Livia

Sejak pelaksanaan kick-off ISEF ke-7 tahun 2020, lanjut Perry, telah dilaksanakan tiga kali Festival Ekonomi Keuangan Syariah (FESyar) tingkat wilayah, yaitu wilayah Sumatera dipusatkan di Sumatera Barat, wilayah timur Indonesia di NTB, dan wilayah Jawa dipusatkan di Jawa Timur.

Rangkaian kegiatan tidak kurang dari 23 webinar bertaraf nasional dan internasional, 12 business coaching dan matching, 22 workshop, 10 showcase internasional, dan lebih dari 600 peserta eksibisi.

"Bahkan FEsyar di Jawa Timur telah diikuti oleh lebih dari 75 ribu peserta dan sukses menghasilkan kesepakatan bisnis sebesar Rp 3,49 triliun," ungkapnya.

3. Indonesia punya potensi besar dalam ekonomi syariah

3 Jurus Bank Indonesia Dorong Akselerasi Ekonomi SyariahJokowi beri sambutan di Puncak Acara Peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-92 pada Rabu (28/10/2020) (Dok. Biro Pers Kepresidenan)

Sementara itu, Presiden Jokowi menyampaikan bahwa Indonesia punya potensi besar dalam bidang ekonomi syariah. Bahkan, potensi tersebut bahkan dilirik oleh negara-negara lain yang bukan mayoritas berpenduduk muslim.

"Ekonomi dan keuangan syariah masih memiliki potensi besar untuk dikembangkan, tidak hanya diminiati oleh negara mayoritas muslim tapi juga negara lain seaperit Jepang, Thailand, Inggris dan Amerika Serikat," ucap dia.

Oleh sebab itu, Jokowi meminta semua pihak bisa menangkap peluang tersebut. Sehingga, nantinya ekonomi syariah bisa menjadi pondasi kuat dalam menopang ekonomi domestik.

"Indonesia dengan jumlah penduduk muslim besar di dunia harus menangkap peluang ini dengan mendorong akselerasi percepatan pengembangan ekonomi dan keuangan syariah nasional sebagai bagian dari transformasi Indonesia maju dan menjadikan indonesia sebagai rujukan ekonomi syariah global," tambah dia.

Baca Juga: Sri Mulyani Yakin Ekonomi Syariah Bisa Pacu Pemulihan saat Pandemik

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya