6 Tips Jitu Kelola Keuangan bagi Freelancer

Pemasukan gak pasti bukan masalah asal aman kelolanya

Jakarta, IDN Times - Menjadi pekerja lepas atau freelancer memang punya keuntungan dan kekurangan. Keuntungannya, kamu bisa mendapat waktu dan tempat kerja yang lebih fleksibel asalkan memenuhi kewajiban pekerjaan dari klien sesuai tenggat waktu yang ditentukan.

Namun, ada beberapa tantangan finansial yang tentu harus dihadapi para freelancer. Tantangan-tantangan tersebut, apalagi kalau bukan masalah perencanaan keuangan, karena penghasilan para freelancer tidak tetap, dan risiko kehilangan pendapatan juga cukup tinggi.

Nah berikut ini adalah tips jitu kelola keuangan bagi freelancer dari Lifepal.co.id.

1. Usahakan pengeluaran selalu tetap

6 Tips Jitu Kelola Keuangan bagi Freelancerilustrasi keuangan (IDN Times/Mela Hapsari)

Pendapatan para freelancer mungkin tidak tetap, namun usahakanlah dengan baik agar kamu memiliki rata-rata pengeluaran yang bersifat tetap. Lakukan pencatatan pengeluaran dengan rincian sebagai berikut, baik secara bulanan atau tahunan seperti berikut ini:

  • Pengeluaran wajib: membayar pajak dan utang
  • Pengeluaran untuk kebutuhan pokok: makanan dan minum, hingga kebutuhan operasional rumah sehari-hari
  • Pengeluaran untuk memenuhi tujuan finansial: investasi (jangka panjang dan pendek)
  • Pengeluaran untuk proteksi: pembayaran premi asuransi
  • Pengeluaran yang bersifat keinginan: pengeluaran untuk gaya hidup, hobi, traveling, layanan streaming, dan lain sebagainya.

Dalam melakukan pencatatan pengeluaran, semakin detail pencatatan maka semakin baik pula kita dalam mengetahui posisi keuangan saat ini. Dengan mengetahui pengeluaran rutin per bulan, maka kita bisa memproyeksikan target penghasilan minimal kita untuk setiap bulan dan tahun.

Baca Juga: Tidak Salah Menjadi Freelancer, asal Kamu Siap dengan 5 Perjuangan Ini

2. Lakukan perencanaan pajak dengan baik

6 Tips Jitu Kelola Keuangan bagi FreelancerIlustrasi pajak (IDN Times/Arief Rahmat)

Catat seluruh pendapatan yang diterima selama setahun. Ada beberapa cara yang bisa dimanfaatkan freelancer untuk menghitung pajaknya.

Untuk perorangan

Anggap saja seorang konsultan hukum berstatus lajang memiliki penghasilan rata-rata Rp16 juta per bulan atau Rp200 juta jika disetahunkan. Bila Norma Penghitungan Penghasilan Neto (NPPN) adalah 50 persen, dan PTKP TK/0 sebesar Rp54 juta, maka penghasilan kena pajaknya adalah:

Penghasilan Neto: Penghasilan setahun x 50 persen
(Rp200 juta x 50 persen = Rp 100 juta)

Penghasilan Kena Pajak = Penghasilan Netto - PTKP
(Rp100 juta - Rp54 juta = Rp46 juta)

PPh 21 yang harus dibayar setahun adalah Rp46 juta x 5 persen = Rp2,3 juta

Untuk badan usaha

Di masa yang akan datang, apabila orang yang bersangkutan ingin melakukan penghematan dalam pembayaran pajak, maka mereka pun bisa menggunakan sistem perpajakan usaha mikro kecil menengah (UMKM). Syaratnya, mereka harus mendirikan sebuah badan usaha berbentuk Persekutuan Komanditer (CV) atau Perseroan Terbatas (PT).

Perhitungan pajak dari badan usaha ini tidak menggunakan NPPN, melainkan lewat pembukuan. UMKM yang memiliki peredaran omzet di bawah Rp4,8 miliar dalam satu tahun pajak akan dikenai pajak final 0,5 persen saja.

Akan tetapi untuk CV, masa berlaku pembayaran pajak ini adalah selama empat tahun, sementara itu untuk PT adalah tiga tahun.

Setelah masa PPh Final, maka kamu wajib membuat pembukuan kembali dan menjadi wajib pajak normal.

Sebagai contohnya:

Seorang mendirikan CV untuk jasa desain grafis dan dari CV tersebut dia menghasilkan omzet sebesar Rp17 juta per bulan. Maka, dalam sebulan, pajak yang harus dibayarkan adalah Rp17 juta x 0,5 persen = Rp85 ribu.

Sebagai wajib pajak, kamu tentu tidak hanya wajib membayar pajak. Kamu harus melaporkan pembayarannya, melaporkan aset, serta utang kamu

Beberapa tips yang bisa dilakukan untuk mengurangi pajak kamu adalah, dengan meningkatkan tabungan dana pensiun kamu, membayar zakat, dan berinvestasi di instrumen keuangan dengan pajak final.

3. Punya dana darurat minimal 6 kali pengeluaran per bulan

6 Tips Jitu Kelola Keuangan bagi FreelancerIlustrasi uang (IDN Times/Mela Hapsari)

Meski penghasilan seorang freelancer tergolong besar, namun sebagai pekerja freelance, potensi risiko hilangnya pendapatan yang dialami tentu lebih besar ketimbang para karyawan kantoran. Oleh karena itu, ada baiknya bagi kamu untuk menyediakan dana darurat yang lebih besar ketimbang karyawan yang mendapat penghasilan tetap per bulan.

Bagi pekerja lajang, menyediakan enam kali pengeluaran bulanan tidaklah salah. Namun bila sudah berumah tangga dan memiliki tanggungan, tak ada salahnya menyediakan dana darurat lebih dari setahun atau 12 kali pengeluaran bulanan.

4. Jaminan kesehatan harus ada

6 Tips Jitu Kelola Keuangan bagi FreelancerMasyarakat mengurus di Kantor BPJS Kesehatan Tulungagung, IDN Times/ Bramanta Pamungkas

Riset dari Willis Tower Watson menyebutkan bahwa kenaikan biaya kesehatan di Indonesia mencapai 10 persen per tahun. Sementara itu, melihat data Inflasi Indonesia Menurut Kelompok Pengeluaran yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS), sejak Juli hingga Agustus 2020, Indonesia mengalami deflasi.

Namun pengeluaran untuk kesehatan justru naik 0,29 persen di Juli, 0,06 persen di Agustus, dan 0,16 persen di September 2020. Kenaikan biaya inipun menyebabkan inflasi tahun kalender untuk kategori pengeluaran kesehatan naik 2,13 persen di 2020 ini.

Melihat biaya kesehatan yang terus naik, maka sangat berisiko bila kita semua tidak memiliki jaminan kesehatan. Kita bisa saja kehilangan uang yang besar saat harus menjalani proses rawat jalan, rawat inap, atau operasi.

Ada baiknya untuk memiliki BPJS Kesehatan dan asuransi kesehatan swasta. Kedua jaminan kesehatan ini memiliki fungsi yang saling mengisi. Dengan premi yang lebih murah secara umum, manfaat BPJS Kesehatan memang lebih lengkap daripada asuransi kesehatan. Sebab, BPJS meng-cover hampir seluruh penyakit dan tidak memberlakukan pre-existing condition.

Namun untuk kenyamanan dan fleksibilitas dalam berobat, asuransi kesehatan swasta tentu sangat bisa diandalkan. Asuransi kesehatan juga bisa digunakan baik di luar kota maupun luar negeri, selama rumah sakit yang dituju bekerja sama dengan asuransi swasta yang kamu miliki.

Baca Juga: 5 Kesalahan Fatal yang Dilakukan Freelancer Pemula, Hindari Yuk! 

5. Gunakan pendekatan pengeluaran untuk memilih asuransi jiwa

6 Tips Jitu Kelola Keuangan bagi FreelancerAsuransi Jiwa Syariah PRUCinta dari Prudential

Jika kamu memiliki tanggungan atau utang, maka pastikan kamu terlindungi dengan asuransi jiwa. Saat kamu meninggal dunia, maka uang pertanggungan (UP) dari asuransi jiwa akan cair dan bisa digunakan untuk biaya hidup keluarga yang kita tinggal.

Manfaatkan perhitungan expense based value (EBV) untuk menghitung besaran UP yang kita butuhkan. Berikut adalah rumus dari EBV.

UP = Pengeluaran bulanan x 12 dibagi asumsi bunga deposito

Contoh kasus:
Pak Billy adalah seorang desainer grafis freelance dengan penghasilan rata-rata per bulan yang mencapai Rp12 juta, dan pengeluaran rutin Rp7 juta per bulan. Jika asumsi bunga deposito adalah 4 persen, maka berapakah UP yang seharusnya dimiliki Pak Billy?

UP = (Rp7 juta x 12) dibagi 4 persen
UP = Rp84 juta dibagi 0,04
UP = Rp2,1 miliar

Dengan demikian, dana sebesar Rp2,1 miliar adalah uang pertanggungan ideal yang harus didapatkan keluarga apabila Pak Billy meninggal dunia atau mengalami musibah yang menyebabkan dirinya tak bisa lagi memberikan nafkah untuk keluarga.

Setelah itu, cari dan pilihlah asuransi jiwa yang bisa memberikan polis dengan uang pertanggungan dengan nominal tersebut. Nilai uang pertanggungan bisa pula dihitung dengan Kalkulator Uang Pertanggungan Lifepal.

6. Investasikan dana ke instrumen pendapatan tetap dan instrumen pertumbuhan

6 Tips Jitu Kelola Keuangan bagi FreelancerIlustrasi investasi (IDN Times/Arief Rahmat)

Jika dilihat dari imbal hasilnya, investasi dibedakan menjadi dua yaitu yang bisa memberikan pendapatan tetap berupa pembayaran imbal hasil pasti yaitu bunga rutin per bulan, dan instrumen pertumbuhan yang tak memberikan bunga tapi memberikan capital gain ketika dijual lagi.

Instrumen pendapatan tetap seperti deposito atau surat berharga negara maupun korporasi, sangat berguna untuk menjaga kesehatan arus kas bulanan pekerja freelance. Karena, bunga yang dibayarkan dari instrumen itu akan menjadi pendapatan pasif yang tentunya menambah jumlah pemasukan per bulan.

Sementara itu, instrumen pertumbuhan seperti reksa dana, saham, atau logam mulia, sangat berguna untuk memenuhi kebutuhan finansial pekerja freelance dalam jangka pendek, menengah, atau panjang, seperti untuk membeli rumah, menyelenggarakan pesta pernikahan, mempersiapkan kebutuhan anak yang akan lahir, atau biaya pendidikan anak, hingga menyediakan dana pensiun.

Para freelancer sebaiknya menulis tujuan-tujuan keuangan dalam jangka pendek hingga panjang dengan rinci. Kemudian, mereka dapat menentukan instrumen investasi yang sesuai dengan profil risiko mereka.

Baca Juga: 5 Tips Ampuh Jadi Freelancer Sukses, Pandai Mengatur Segalanya!

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya