4 Cara Mengatur Keuangan agar Bisa Beli Rumah dalam Waktu Dekat

Lakukan perhitungan dengan menyertakan tingkat inflasi, ya!

Jakarta, IDN Times - Hunian berupa rumah tentu menjadi salah satu kebutuhan pokok yang wajib terpenuhi. Tapi karena harganya yang mahal dan selalu naik, bank atau lembaga keuangan pun menyediakan fasilitas berupa kredit pemilikan rumah (KPR) bagi masyarakat. 

Namun, ada beberapa hal yang harus diketahui sebelum membuat keputusan untuk mengkredit rumah. Di antaranya mengetahui rasio utang dan aset, menyediakan dana darurat, memastikan asuransi jiwa, serta memastikan cicilan KPR per bulan tidak melebihi 35 persen dari pemasukan.

Bagi kamu yang sudah berencana membeli rumah dalam waktu dekat atau tiga tahun dari sekarang secara kredit atau angsuran, simak tips menabung dari Lifepal.co.id berikut ini.

Baca Juga: 80 Persen Millennial Tak Mampu Beli Rumah

1. Hitung harga rumah yang diinginkan dan sesuaikan dengan inflasi

4 Cara Mengatur Keuangan agar Bisa Beli Rumah dalam Waktu DekatIlustrasi perumahan. ANTARA FOTO/Iggoy el Fitraa

Kapan kamu ingin membeli rumah? Apakah tahun ini, tahun depan, atau beberapa tahun lagi? Jika kamu berniat membelinya tidak di tahun ini, hitung ulang harga rumah tersebut. Sebab, setiap tahun harga rumah mengalami kenaikan. Lakukan perhitungan dengan menyertakan tingkat inflasi.

Contohnya, saat ini kamu tertarik dengan rumah yang ditawarkan suatu developer di kawasan Jawa Barat dengan harga Rp500 juta. Jika kamu berniat membeli rumah dengan spesifikasi dan lokasi sama seperti di tahun depan, besar kemungkinan harga rumah itu sudah naik. Apabila asumsi kenaikan harga rumah per tahun adalah 8 persen, harga rumah yang kamu buru sudah menjadi Rp540 juta di tahun depan. 

Untuk menghitung harga rumah dalam satu atau beberapa tahun ke depan, kamu bisa menggunakan kalkulator inflasi dari Lifepal.  Dalam kolom persentase inflasi tahunan, kamu bisa memasukkan angka rata-rata kenaikan harga rumah berdasarkan Indeks Harga Properti (IHPR) yang dirilis Bank Indonesia, atau informasi lain seputar persentase kenaikan harga rumah dari riset-riset situs pengembang properti.

Baca Juga: 5 Tips Belanja Hemat untuk Kamu yang Bergaji Kecil tapi Banyak Maunya!

2. Simpan danamu di investasi rendah risiko

4 Cara Mengatur Keuangan agar Bisa Beli Rumah dalam Waktu DekatIlustrasi investasi (IDN Times/Mia Amalia)

Terlepas dari KPR atau tunai, kamu disarankan untuk tidak menempatkan dana di rekening tabungan. Sebab, bunga yang ada di rekening tabungan sangatlah kecil dan ada potongan biaya serta pajak yang dikenakan. Karena jangka waktu pembelian rumah cukup pendek, yaitu di bawah setahun hingga tiga tahun, pertimbangkan untuk menyimpan dana di beberapa instrumen investasi ini untuk membeli rumah.

Deposito

Sebagai sebuah simpanan, deposito dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), dan menawarkan suku bunga yang jauh lebih tinggi dari tabungan. Hanya saja, investasi ini dikenakan pajak final 20 persen. Sejak 22 September 2020, masih ada bank umum yang menawarkan bunga sebesar 5,50 persen per tahun.

Jika imbal hasil itu dirasa kurang, kamu bisa mengajukan deposito di beberapa Bank Perkreditan Rakyat (BPR) yang menawarkan bunga relatif lebih besar ketimbang deposito di bank umum. Sesuaikanlah waktu jatuh tempo depositomu dengan waktu pembayaran DP atau pembelian rumah secara tunai. 

Reksa dana pasar uang dan pendapatan tetap

Reksa dana pasar uang (RDPU) merupakan reksa dana teraman, lantaran portofolio efek dalam reksa dana adalah instrumen pasar uang. Sementara itu, reksa dana pendapatan tetap (RDPT) memiliki portofolio efek yang terdiri dari surat utang seperti obligasi negara atau korporasi, serta beberapa instrumen pasar uang di dalamnya. 

Imbal hasil beberapa RDPU di September 2020 umumnya 6 persen per tahun. Sementara itu, RDPT bisa mencapai 9 hingga 10 persen. Akan tetapi, RDPT memiliki volatilitas yang sedikit lebih tinggi dari RDPU. Meski tidak bisa memberikan imbal hasil tetap, reksa dana memiliki keunggulan yaitu bisa digunakan untuk menabung berkala, bebas pajak, minimal investasi kecil, dan bisa ditarik kapan saja. Fitur ini tentu menjadi keunggulan tersendiri yang tidak dimiliki oleh deposito. 

Surat Berharga Negara (SBN)

SBN hadir dalam versi konvensional (obligasi) atau syariah (sukuk). Kelebihan dari surat utang ini adalah kupon keuntungannya akan dibayarkan secara berkala dan dijamin oleh negara. Salah satu alasan memilih SBN ketimbang surat utang perusahaan swasta adalah risikonya yang lebih rendah. Surat utang swasta tentunya memiliki default risk yang lebih tinggi ketimbang SBN.

Sebagian SBN bisa dijual kembali di pasar sekunder pada periode tertentu. Namun, demi memaksimalkan keuntungan dan menghindari capital loss, ada baiknya untuk memegangnya hingga memasuki jatuh tempo. Adapun pajak dari SBN adalah 15 persen dan bersifat final.

3. Coba pertimbangkan, mau investasi berkala atau lumsum?

4 Cara Mengatur Keuangan agar Bisa Beli Rumah dalam Waktu Dekatilustrasi. IDN Times/Ita Malau

Tidak semua investasi bisa dibeli secara berkala, namun semuanya bisa dibeli dengan metode lumsum atau sekali bayar.Deposito atau SBN merupakan investasi yang hanya bisa dilakukan secara lumsum. Sementara, reksa dana bisa lumsum dan bisa pula tidak.

Lumsum memang bisa menghasilkan keuntungan bulanan yang besar karena pokok modal yang disetor tentu lebih besar. Tapi dengan mengeluarkan uang dalam jumlah besar, bisa saja kamu mengalami kekurangan aset lancar yang akan mengganggumu memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Sementara itu, metode investasi berkala memungkinkanmu untuk berinvestasi secara rutin baik secara bulanan, mingguan, atau tahunan, dengan jumlah yang ditentukan.

Untuk membantumu mengetahui berapa pokok investasi yang harus disisihkan agar bisa mendapatkan uang sesuai yang dibutuhkan, gunakanlah Kalkulator Menabung Bulanan dari Lifepal. 

Baca Juga: BTN Salurkan Rp678 Miliar KPR untuk Millennial, Jangan Kehabisan! 

4. Jika memilih investasi berkala, sesuaikan pengeluaran menabung dengan saving ratio

4 Cara Mengatur Keuangan agar Bisa Beli Rumah dalam Waktu Dekat(IDN Times/Mela Hapsari)

Dalam perencanaan keuangan, rasio menabung atau saving ratio yang ideal adalah minimal 10 persen dari penghasilan bulanan.Kalau kamu masih bingung berapa yang harus disisihkan per bulan, alokasikan saja minimal 10 persen dari penghasilan untuk menabung beli rumah.

Itulah beberapa tips dari Lifepal untuk menabung beli rumah. Intinya, jika memang pembelian rumah akan dilakukan dalam hitungan bulan hingga tiga tahun, hindari menempatkan dana di instrumen investasi tinggi risiko.Instrumen investasi tinggi risiko memang bisa memberikan imbal hasil tinggi, namun dalam jangka waktu pendek, fluktuasinya juga cukup tinggi dan berpotensi membuat modal investasi kita tergerus. 

Baca Juga: Harga Rumah Naik Terus, Ini 6 Tips Cerdas Kredit Rumah 

Topik:

  • Anata Siregar
  • Hana Adi Perdana

Berita Terkini Lainnya