AS Teken Stimulus, Rupiah Melemah di Level Rp14.360

Stimulus AS berpotensi menaikkan yield obligasi

Jakarta, IDN Times - Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS ditutup melemah 35 poin. Mengutip Bloomberg, mata uang garuda berada di level Rp14.360 atau melemah 0,42 persen.

Pada penutupan perdagangan sebelumnya, rupiah ditutup pada level Rp14.300 per dolar AS atau melemah 0,23 persen.

Baca Juga: Rupiah Terus Melemah hingga Tengah Hari, Sentuh Level Rp14.365

1. Pelemahan rupiah dipengaruhi lolosnya stimulus AS

AS Teken Stimulus, Rupiah Melemah di Level Rp14.360Ilustrasi Uang Rupiah (ANTARA FOTO/M RISYAL HIDAYAT)

Menurut Pengamat Pasar Keuangan Ariston Tjendra, pelemahan rupiah hari ini dipengaruhi lolosnya stimulus AS. Menurut dia, stimulus tersebut berpotensi menaikkan yield obligasi jangka panjang AS karena ekspektasi pemulihan dan kenaikan inflasi AS ke depan.

"Kenaikan yield ini biasanya akan memicu penguatan dolar AS," kata Ariston kepada IDN Times.

Saat ini, yield obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun berada di kisaran 1,587 persen, naik tipis dibandingkan penutupan akhir pekan lalu di 1,566 persen.

2. Senat AS mengesahkah RUU stimulus Rp26,6 ribu triliun

AS Teken Stimulus, Rupiah Melemah di Level Rp14.360Presiden Amerika Serikat Joe Biden dalam sebuah konferensi pers di Gedung Pentagon pada Kamis 11 Februari 2021. (Facebook.com/President Joe Biden)

Senat Amerika Serikat (AS) telah mengesahkan rancangan undang-undang (RUU) paket stimulus sebesar 1,9 triliun dolar AS atau sekitar Rp26,6 ribu triliun dari Presiden Joe Biden, pada Sabtu (6/3/2021).

Paket bantuan yang disepakati tersebut mencakup cek stimulus 1.400 dolar AS untuk banyak orang Amerika, dana bantuan 350 miliar dolar AS untuk pemerintah negara bagian dan lokal dan perpanjangan tunjangan pengangguran federal.

Baca Juga: Senat AS Sahkah RUU Stimulus Rp26 Ribu Triliun Joe Biden

3. RUU yang disepakati Senat agak berbeda dengan yang disepakati DPR

AS Teken Stimulus, Rupiah Melemah di Level Rp14.360Presiden Amerika Serikat Joe Biden bersama Wakil Presiden Kamala Harris saat berkunjung ke Gedung Pentagon pada Kamis 11 Februari 2021. (Facebook.com/President Joe Biden)

Menurut CNBC, RUU yang disepakati Senat yang dipimpin oleh Pemimpin Mayoritas Chuck Schumer agak berbeda dari yang disahkan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) AS pada akhir Februari sebelumnya.

Namun, Pemimpin Mayoritas DPR Steny Hoyer mengatakan DPR berencana untuk memberikan suara pada rancangan undang-undang Senat pada Selasa, sehingga Biden dapat menandatanganinya menjadi undang-undang awal pekan ini.

Mengesahkan RUU versi Senat ini secara langsung menghindari langkah rumit untuk mencoba menyelesaikan perbedaan antara dua kamar dalam komite konferensi. Meskipun RUU Senat sebagian besar sama dengan yang disahkan oleh DPR pada akhir Februari, ada beberapa perbedaan penting.

Perbedaan paling mencolok antara RUU yang disahkan oleh DPR dan yang disetujui oleh Senat adalah bahwa RUU tersebut tidak memuat kenaikan upah minimum federal menjadi 15 dolar AS per jam.

Baca Juga: Mengenal Bank Indonesia, Bank Sentral Penjaga Kestabilan Nilai Rupiah 

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya