Aset Berisiko Kembali Diminati, Rupiah Menguat di Level Rp14.610

Penguatan indeks saham AS memicu sentimen pemulihan ekonomi

Jakarta, IDN Times - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dibuka menguat tipis 5 poin. Dilansir dari Bloomberg, rupiah berada di level Rp14.610 atau menguat 0,03 persen.

"Potensi penguatan rupiah hari ini ke arah Rp14.580 dengan potensi resisten di Rp14.630," ujar Pengamat Pasar Keuangan Ariston Tjendra kepada IDN Times, Jumat (16/4/2021).

Baca Juga: Masih Terimbas Yield Treasury AS, Rupiah Melemah di Level Rp14.617

1. Minat pasar terhadap aset berisiko meninggi

Aset Berisiko Kembali Diminati, Rupiah Menguat di Level Rp14.610Karyawan memantau pergerakan harga saham di Kantor Mandiri Sekuritas, Jakarta, Rabu (15/7/2020) (ANTARA FOTO/Reno Esnir)

Ariston mengatakan minat pasar terhadap aset berisiko kemungkinan meninggi hari ini. Hal itu seiring dengan menguatnya indeks saham AS semalam.

Penguatan indeks saham AS didukung oleh data penjualan ritel AS bulan Maret dan data klaim tunjangan pengangguran AS yang lebih baik dari prediksi, yang dirilis semalam.

"Hasil ini memicu sentimen pemulihan ekonomi. Selain itu, penguatan indeks saham juga didukung oleh membaiknya laporan penghasilan perusahaan," jelas Ariston.

2. Data pertumbuhan PDB Tiongkok diperkirakan lebih bagus dari proyeksi

Aset Berisiko Kembali Diminati, Rupiah Menguat di Level Rp14.610Ilustrasi Suasana Pandemik COVID-19 di Hong Kong, Tiongkok (ANTARA FOTO/REUTERS/Issei Kato)

Selain itu, lanjut Ariston, pagi ini sekitar pukul 9 WIB juga akan dirilis data pertumbuhan PDB Tiongkok kuartal pertama. Data tersebut diperkirakan lebih bagus dari proyeksi.

"Bila demikian, ini akan menguatkan minat pasar terhadap aset berisiko hari ini," ungkapnya.

Baca Juga: Setelah Denda Alibaba, Tiongkok Beri Peringatan untuk Sektor Teknologi

3. Menurunnya yield treasury AS mendorong penguatan rupiah

Aset Berisiko Kembali Diminati, Rupiah Menguat di Level Rp14.610Ilustrasi dolar AS ( ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)

Kemudian, yield treasury AS juga menurun pagi ini ke level 1,57 persen atau turun sekitar 4 persen dari sebelumnya. Menurut Ariston, penurunan yield ini mungkin karena sebagian pelaku pasar masuk kembali membeli obligasi AS yang sudah terdiskon.

"Penurunan yield ini bisa membantu mendorong penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hari ini," kata Ariston.

Baca Juga: Neraca Dagang Surplus, Rupiah Melemah di Level Rp14.615

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya