Awal September Rupiah Ditutup Melemah di Level 14.572, Apa Sebabnya?

Rupiah besok kemungkinan ditransaksikan fluktuatif

Jakarta, IDN Times - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ditutup melemah tipis di level 14.572. Dalam perdagangan besok, rupiah kemungkinan ditransaksikan fluktuatif.

"Prediksi ditutup melemah tipis di level 14.550-14.620," ungkap Direktur PT.TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim Assuaibi dalam keterangan tertulis, Selasa (1/9/2020).

1. Aktivitas manufaktur Indonesia masuk zona ekspansi

Awal September Rupiah Ditutup Melemah di Level 14.572, Apa Sebabnya?Ilustrasi Industri/Pabrik (IDN Times/Arief Rahmat)

Faktor internal, kata Ibrahim, aktivitas manufaktur Indonesia meningkat dan sudah masuk zona ekspansi. IHS Markit melaporkan Purchasing Managers Index (PMI) manufaktur Indonesia periode Agustus 2020 berada di 50,8. Naik dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 46,9.

PMI menggunakan angka 50 sebagai titik mula. Apabila sudah di atas 50, kata Ibrahim, pelaku usaha siap berekspansi. Angka PMI manufaktur Indonesia kini berada di titik tertinggi sejak Februari. Artinya, perlahan tetapi pasti ekonomi mulai pulih dan kembali ke level pra-pandemik virus corona.

"Kalau melihat data manufaktur yang positif, ada kemungkinan kontraksi PDB di kuartal ketiga akan lebih kecil dibandingkan dengan PDB kuartal kedua, sehingga walaupun terjadi resesi namun hanya bersifat sementara," kata dia.

Baca Juga: Rupiah Perkasa di Hari Terakhir Agustus 

2. Pasar masih memantau kebijakan baru The Fed

Awal September Rupiah Ditutup Melemah di Level 14.572, Apa Sebabnya?Ilustrasi dolar AS ( ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)

Sementara dari faktor eksternal, pasar mengamati kerangka kebijakan baru Federal Reserve yang terus memicu taruhan bahwa suku bunga AS akan tetap lebih rendah lebih lama daripada negara lain. Wakil Ketua Fed Richard Clarida pada hari Senin memperluas komentar Ketua Fed Jerome Powell yang menunjukkan pergeseran fokus ke inflasi rata-rata dan lapangan kerja yang lebih tinggi.

"Kerangka kerja tersebut telah memicu kemunduran dari dolar, dengan Fed sekarang diberikan lebih banyak ruang untuk menjaga suku bunga acuan lebih rendah lebih lama," ujarnya.

Selain itu, kata Ibrahim, pasar juga akan berkesempatan mendengar dari dua pejabat Fed tentang strategi baru bank sentral yang akan mempertahankan suku bunga mendekati nol, bahkan jika inflasi naik di atas targetnya, untuk mendukung pemulihan ekonomi dan pasar tenaga kerja.

"Pidato itu akan menjadi yang terakhir sebelum Fed memasuki periode pemadaman tipikal menjelang pertemuan kebijakan berikutnya, yang dijadwalkan pada 15-16 September," kata Ibrahim.

3. Ketegangan antara Amerika Serikat dan Tiongkok juga terus dipantau

Awal September Rupiah Ditutup Melemah di Level 14.572, Apa Sebabnya?Presiden Donald Trump yang sedang menghadiri kampanye kepresidenan di New Hemisphere, pada 29 Agustus 2020. twitter.com/realDonaldTrump

Selain itu, lanjutnya, meningkatnya ketegangan antara Amerika Serikat dan Tiongkok juga terus dipantau. Amerika Serikat mengatakan pada hari Senin bahwa pihaknya sedang membangun dialog ekonomi bilateral baru dengan Taiwan dalam sebuah langkah yang pasti akan membuat marah Beijing, karena Tiongkok mengklaim Taiwan sebagai wilayahnya sendiri.

Sementara itu, Ketegangan antara Tiongkok dan Australia juga memanas karena penahanan otoritas Tiongkok terhadap pembawa berita Australia Cheng Lei, yang bekerja untuk stasiun CTGN yang dikelola pemerintah Tiongkok, pada akhir Agustus.

Baca Juga: Selamat Tinggal Dolar! Perdagangan RI-Jepang Kini Pakai Yen-Rupiah

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya