BRI Restrukturisasi Kredit Rp183,7 T bagi 2,9 Juta Debitur per Juli
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - PT Bank Rakyat Indonesia melakukan restrukturisasi pinjaman senilai Rp183,7 triliun kepada 2,9 juta debitur. Hingga akhir Juni 2020, BRI menyalurkan kredit secara konsolidasian sebesar Rp922,97 triliun atau tumbuh 5,23 persen year on year.
"Pencapaian ini lebih tinggi dari pertumbuhan kredit industri perbankan di bulan Juni 2020 sebesar 1,49 persen yoy," ungkap Direktur Utama BRI Sunarso dalam press conference kinerja keuangan BRI Triwulan II 2020 secara daring, Rabu (19/8/2020).
1. Sebanyak 78,58 persen pinjaman disalurkan ke UMKM
Dari total pinjaman tersebut, kata Sunarso 78,58 persen atau Rp725,27 triliun disalurkan ke segmen UMKM. Perseroan menargetkan 80 persen portofolio pinjaman BRI di tahun 2022 merupakan pinjaman yang disalurkan ke segmen UMKM.
Memasuki Semester II 2020, saat ini fokus BRI membangkitkan kembali para pelaku UMKM. Sebab, restrukturisasi kredit di bulan Juni dan Juli sudah melandai dibandingkan dengan periode April dan Mei lalu. Sementara, NPL BRI konsolidasian terjaga di angka 3,13 persen dengan NPL Coverage 187,73 persen pada akhir Juni 2020.
“Bagi kami, pertumbuhan yang sustainable dalam jangka panjang merupakan hal utama. Kami memastikan debitur UMKM BRI bertahan karena menjadi sumber penggerak pertumbuhan ekonomi di Indonesia serta tumpuan bisnis BRI di masa depan,” urai Sunarso.
Baca Juga: Restrukturisasi Kredit BRI Mulai Geliatkan Aktivitas UMKM
2. Dana Pihak Ketiga tumbuh double digit
Dari segi liabilitas, imbuhnya, BRI mampu menumbuhkan Dana Pihak Ketiga (DPK) hingga double digit. Hingga akhir Juni 2020, DPK BRI konsolidasian tercatat Rp1.072,50 triliun, tumbuh 13,49 persen yoy. Pencapaian ini lebih tinggi dari penghimpunan DPK industri perbankan di bulan Juni 2020 yang tercatat sebesar 7,95 persen yoy. DPK BRI didominasi oleh dana murah (CASA) sebesar 55,81 persen.
"Transaksi digital di BRI juga mampu mendongkrak pencapaian pendapatan berbasis komisi. Hingga akhir Semester I 2020, pendapatan berbasis komisi BRI tercatat Rp 7,46 triliun atau tumbuh 18,59 persen yoy," jelasnya.
3. LDR BRI terjaga di angka 86,06 persen
Menurut Sunarso, strategi yang diterapkan perusahaan untuk tetap tumbuh di tengah pandemik membuahkan hasil positif. Hingga akhir Juni 2020, perseroan mampu mencatatkan laba konsolidasian Rp10,20 triliun dengan aset konsolidasian mencapai Rp1.387,76 triliun atau tumbuh 7,73 persen yoy.
BRI juga mampu menjaga loan to deposit ratio (LDR) secara ideal di angka 86,06 persen atau lebih rendah dengan LDR BRI di akhir Juni 2019 sebesar 92,81 persen. Sementara itu, permodalan BRI mampu dijaga dengan CAR 20,15 persen.
Baca Juga: Profil BRI, Bank Pemerintah Pertama yang Didirikan Anak Negeri