Ekonomi AS dan Tiongkok Membaik, Rupiah Menguat di Level Rp14.542

Surplusnya neraca perdagangan Indonesia memperkuat rupiah

Jakarta, IDN Times - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dibuka menguat 23 poin. Dilansir dari Bloomberg, rupiah berada di level Rp14.542 atau menguat 0,15 persen.

"Rupiah berpotensi menguat ke kisaran Rp14.530 dengan kisaran resisten di Rp14.600," kata Pengamat Pasar Keuangan Ariston Tjendra kepada IDN Times, Senin (19/4/2021).

Baca Juga: Aset Berisiko Kembali Diminati, Rupiah Menguat di Level Rp14.610

1. Data ekonomi AS dan Tiongkok membaik

Ekonomi AS dan Tiongkok Membaik, Rupiah Menguat di Level Rp14.542Presiden Amerika Serikat Joe Biden di East Las Vegas Community Center di Las Vegas, Nevada, Amerika Serikat, Jumat (9/10/2020) (ANTARA FOTO/REUTERS/Kevin Lamarque)

Menurut Ariston, rupiah menguat seiring membaiknya data-data ekonomi dari negara besar seperti AS dan Tiongkok pekan lalu. Sementara, pagi ini data ekspor Jepang yang menunjukkan kenaikan.

"Ini membantu memberikan sentimen positif ke pasar," ujarnya.

2. Surplusnya neraca perdagangan Indonesia turut memperkuat rupiah

Ekonomi AS dan Tiongkok Membaik, Rupiah Menguat di Level Rp14.542IDN Times/Auriga Agustina

Selain itu, sentimen positif juga datang dari yield Treasury AS yang bertahan di bawah 1,60 persen di akhir pekan lalu. Dari dalam negeri, surplusnya neraca perdagangan Indonesia di bulan Maret juga bisa membantu penguatan rupiah.

"Tapi di sisi lain, musim dividen yang sudah dimulai di BEI bisa mempengaruhi pelemahan rupiah karena emiten membutuhkan dolar untuk pembayaran dividen," ungkap Ariston.

3. Rupiah pekan lalu menguat 50 poin

Ekonomi AS dan Tiongkok Membaik, Rupiah Menguat di Level Rp14.542Ilustrasi Uang Rupiah (ANTARA FOTO/M RISYAL HIDAYAT)

Pada perdagangan akhir pekan lalu, rupiah ditutup menguat 50 poin. Dilansir dari Bloomberg, rupiah berada di level Rp14.565 atau menguat 0,34 persen. 

Menurut Direktur PT.TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim Assuaibi,  para ekonom beranggapan kebangkitan ekonomi Tiongkok akan berdampak langsung pada pertumbuhan ekonomi Indonesia. Pada kuartal pertama, ekonomi Tiongkok tumbuh hingga 18,3 persen di saat hantaman pandemik COVID-19 belum usai.

"Ini merupakan sinyal positif bahwa pemulihan ekonomi di dalam negeri bisa dilakukan dengan cepat, bahkan perkiraan PDB di kuartal kedua 7 persen kemungkinan bisa terealisasi," kata Ibrahim.

Baca Juga: Ekonomi Tiongkok Mulai Bangkit, Rupiah Menguat di Level Rp14.565 

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya