Ekonomi Tiongkok Mulai Bangkit, Rupiah Menguat di Level Rp14.565
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ditutup menguat 50 poin. Dilansir dari Bloomberg, rupiah berada di level Rp14.565 atau menguat 0,34 persen. Sementara, untuk perdagangan besok mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuasi.
"Namun ditutup menguat di rentang Rp14.545 - Rp14.600," Direktur PT.TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim Assuaibi dalam keterangan tertulis, Jumat (16/4/2021).
Baca Juga: Ekonom Bank of America Sebut Ekonomi Tiongkok Bakal Lampaui AS
1. Ekonomi Tiongkok berdampak langsung pada pertumbuhan ekonomi Indonesia
Menurut Ibrahim, para ekonom beranggapan kebangkitan ekonomi Tiongkok akan berdampak langsung pada pertumbuhan ekonomi Indonesia. Pada kuartal pertama, ekonomi Tiongkok tumbuh hingga 18,3 persen di saat hantaman pandemik COVID-19 belum usai.
"Ini merupakan sinyal positif bahwa pemulihan ekonomi di dalam negeri bisa dilakukan dengan cepat, bahkan perkiraan PDB di kuartal kedua 7 persen kemungkinan bisa terealisasi," kata Ibrahim.
2. Dampak ekonomi Tiongkok akan terasa pada kuartal 2 dan 3 2021
Editor’s picks
Sebagai kalkulasi, lanjutnya, setiap pertumbuhan ekonomi Tiongkok 1 persen akan berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 0,05 persen. Dengan demikian, dampak dari pertumbuhan ekonomi Tiongkok akan terasa pada kuartal kedua dan kuartal ketiga 2021.
"Di sisi lain, dampak pertumbuhan ekonomi Tiongkok akan langsung terasa pada sisi ekspor, terutama permintaan dari tirai bambu otomatis akan meningkat sehingga akan berdampak langsung terhadap ekspor Indonesia ke Tiongkok," ungkapnya.
Baca Juga: Mengenal Bank Indonesia, Bank Sentral Penjaga Kestabilan Nilai Rupiah
3. Neraca perdagangan Indonesia berpotensi surplus hingga beberapa bulan ke depan
Kemudian, kata Ibrahim, neraca perdagangan Indonesia berpotensi surplus hingga beberapa bulan ke depan. Menurut dia, kontribusi ekspor Indonesia ke Tiongkok sebesar 21 persen per Maret 2021, itu lebih tinggi kontribusinya daripada sebelum COVID-19.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor nonmigas Indonesia ke Tiongkok tercatat sebesar 3,73 miliar dolar AS per Maret 2021. Angka itu naik dari posisi Februari 2021 yang sebesar 2,95 miliar dolar AS.
Baca Juga: Aset Berisiko Kembali Diminati, Rupiah Menguat di Level Rp14.610