Minim Literasi Keuangan Bisa Bikin Retak Rumah Tangga, Ini Sebabnya

Tujuan keuangan tercapai kalau suami dan istri jadi satu tim

Jakarta, IDN Times - Mandiri secara finansial adalah sebuah keharusan, baik bagi laki-laki mau pun perempuan. Menurut perencana keuangan finansialku.com Melvin Mumpuni, minimnya literasi keuangan bisa menyebabkan keretakan hubungan, bahkan kekerasan dalam rumah tangga.

"Tetapi ada juga suami yang merasa gak secure kalau istrinya bekerja. Takut kalau istrinya kecantol laki-laki lain. Apalagi kalau income istrinya lebih besar," kata Melvin saat dihubungi IDN Times, Minggu (10/11).

1. Tujuan keuangan bisa tercapai kalau suami dan istri jadi satu tim

Minim Literasi Keuangan Bisa Bikin Retak Rumah Tangga, Ini Sebabnya(Ilustrasi uang) IDN Times/Sukma Shakti

Menurut Melvin, suami dan istri adalah satu tim yang harus saling membantu. Dengan demikian, semua tujuan keuangan bisa tercapai dengan baik.

"Jangan buat balapan antara penghasilan suami dan istri. Harus satu tim. Jadikan suami atau istri itu partner, bukan sebagai saingan," kata Melvin.

Baca Juga: Ini Lho 5 Tanda Kalau Kamu Sudah Mapan secara Finansial

2. Kekerasan dalam rumah tangga berdampak pada kondisi finansial

Minim Literasi Keuangan Bisa Bikin Retak Rumah Tangga, Ini SebabnyaIlustrasi kekerasan seksual. IDN Times/Sukma Shakti

Melvin mengatakan, maraknya kekerasan dalam rumah tangga bisa berdampak pada kondisi finansial. Sebab, istri tak punya daya tawar. Akibatnya, suami bisa bersikap semena-mena. Kasus-kasus tersebut kerap ia temukan saat menangani para kliennya.

"Seolah-olah salah satu pihak merasa 'kamu tergantung sama aku'. Jadi si laki-laki bisa semena-mena atau sombong, apalagi kalau kebutuhannya gak dipenuhi. Ini masalah psikologi, sih. Karena suami merasa paling kuat dalam rumah tangga, punya income, akhirnya sering ribut. Kalau gak sesuai ekspektasi akhirnya ya kabur atau cari perempuan lain," kata Melvin.

3. Rencana keuangan sangat penting dalam berumah tangga

Minim Literasi Keuangan Bisa Bikin Retak Rumah Tangga, Ini SebabnyaIlustrasi. (IDN Times/Mela Hapsari)

Kondisi tersebut, lanjut Melvin, akan semakin parah jika si istri berharap 100 persen pada suami. Oleh sebab itu, Melvin menyarankan bagi pasangan suami-istri untuk memiliki double income.

"Misal suami sudah kerja dan istri lebih nyaman jadi ibu rumah tangga, ya uangnya jangan dihabiskan buat keperluan bulanan saja. Sisakan buat investasi atau beli waralaba. Gak usah mahal-mahal, yang penting bisa untuk nambah penghasilan," ujarnya.

Melvin menambahkan, setiap pasangan wajib memiliki rencana keuangan. Walaupun tak punya masalah, penting untuk membuat planning jangka pendek dan jangka panjang. Itu untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, misalnya kecelakaan kerja, perceraian, atau si pencari penghasilan meninggal dunia.

"Buat rencana keuangan jangka pendek 1-2 tahun, lalu jangka panjang. Ini akan jadi masalah kalau semisal suami tahu-tahu meninggal, lalu gak bisa bayar sekolah anak. Atau suami kecelakaan dalam perjalanan bisnis, harus disiapkan asuransi dan sebagainya. Finnacial planning itu penting," kata Melvin.

Baca Juga: Pentingnya Manajemen Keuangan Agar Kasus "Layangan Putus" Tak Terjadi

Topik:

  • Isidorus Rio Turangga Budi Satria

Berita Terkini Lainnya