Neraca Dagang Surplus, Rupiah Menguat ke Level 14.890

Rupiah besok diprediksi masih akan berfluktuatif

Jakarta, IDN Times - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ditutup menguat 35 poin di level 14.845 dari penutupan14.890. Dalam perdagangan di hari Rabu besok (16/9/2020), mata uang rupiah diprediksi masih akan berfluktuatif.

"Namun ditutup menguat 20-40 poin di level 14.820-14.900," kata Direktur PT.TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim Assuaibi dalam keterangan tertulis, Selasa (15/9/2020).

1. Neraca perdagangan tercatat surplus

Neraca Dagang Surplus, Rupiah Menguat ke Level 14.890

Ibrahim mengatakan Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekspor Agustus 13,07 miliar dolar AS atau turun 4,62 persen dibanding Juli 2020. Nilai ekspor ini juga turun 8,36 persen bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2019.

Sementara impor pada Agustus 2020 tercatat 10,74 miliar dolar AS atau naik 2,65 persen dibandingkan dengan bulan Juli. Bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, nilai impor turun drastis hingga 24,19 persen.

Dengan demikian, neraca perdagangan Indonesia pada Juli kembali mencatatkan surplus. Neraca dagang Juli tercatat surplus 2,33 miliar dolar AS.

"Ini adalah keempat kalinya secara berturut-turut neraca perdagangan Indonesia mencatatkan surplus. Surplus pada Juli sebelumnya menjadi yang tertinggi dibandingkan dua bulan sebelumnya," ujarnya.

Baca Juga: PSBB DKI Jakarta Resmi Diberlakukan, Rupiah Menguat di Level 14.880 

2. Pasar lega setelah PSBB DKI Jakarta dinilai tak terlalu ketat

Neraca Dagang Surplus, Rupiah Menguat ke Level 14.890Infografik PSBB DKI Jakarta (IDN Times/Sukma Sakti)

Selain itu, lanjutnya, pasar lega setelah mengetahui pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di DKI Jakarta tidak terlalu ketat. Padahal, kata Ibrahim, semula pasar begitu khawatir dengan implementasi PSBB di ibu kota.

"Kekhawatiran gerak roda ekonomi akan seret kembali sirna," ungkap dia.

3. Isu vaksin COVID-19 dan Brexit turut memperkuat rupiah

Neraca Dagang Surplus, Rupiah Menguat ke Level 14.890Ilustrasi vaksin COVID-19 (IDN Times/Arief Rahmat)

Dari faktor eksternal, investor memburu aset-aset berisiko setelah ada kabar baik dari pengembangan vaksin COVID-19. Setelah sempat berhenti, uji coba vaksin AstraZaneca yang bekerja sama dengan Universitas Oxford sudah dilanjutkan kembali.

"Ada perkembangan positif dari pengembangan vaksin anti-virus corona yang membantu mengangkat persepsi pelaku pasar. Menurut saya sentimen ini agak lemah, tetapi sudah cukup untuk membuat investor masuk ke pasar saham sehingga dolar AS melemah," kata Amo Sahota, Direktur Eksekutif Klarity FX yang berbasis di San Francisco, seperti dikutip dari Reuters.

Selain itu, pasar juga terus memantau perkembangan tentang Brexit. Pemerintah Inggris telah memenangkan pemungutan suara awal di Parlemen atas tagihan kontroversialnya yang melanggar kesepakatan Brexit dengan Uni Eropa. Namun, para pedagang mengatakan hasil voting yang di lakukan di parlemen tersebut terlihat rentan karena UE memperingatkan RUU Perdana Menteri Inggris Boris Johnson akan membatalkan pembicaraan perdagangan dan mendorong Inggris menuju Brexit yang berantakan.

"Isi dari RUU yang diterbitkan minggu lalu, berupaya menciptakan aturan umum yang berlaku di seluruh Inggris termasuk Inggris, Irlandia Utara, Skotlandia dan Wales. Kemungkinan akan berbenturan dengan persyaratan utama dari perjanjian penarikan yang mengharuskan Irlandia Utara, pada periode pasca-Brexit, mengikuti aturan UE untuk menghindari perbatasan yang keras dengan Republik Irlandia," katanya.

Baca Juga: Jokowi Minta Evaluasi Perbandingan Daerah Non-PSBB dan PSBB

Topik:

  • Dwi Agustiar

Berita Terkini Lainnya