Pertumbuhan Kredit Kian Melambat, Ini Sebabnya

DPK salah satu aspek yang memengaruhi pertumbuhan kredit

Jakarta, IDN Times - Direktur Bank Mandiri, Ahmad Siddik Badruddin menyatakan, melambatnya pertumbuhan kredit disebabkan oleh banyak faktor. Selain suku bunga, ada hal lain yang perlu didorong supaya pertumbuhan kredit optimal, yaitu pertumbuhan ekonomi secara luas.

"Demand dari produk Indonesia di luar negeri, bagaimana supaya komoditas ekspor lebih tinggi lagi. Sedangkan komoditas kita tergantung demand dari negara lain, misal China, India, Amerika, tetapi kalau terjadi misal perang dagang yang memang ber-impact penurunan demand, itu ada impact-nya ke kita juga," kata Siddik di Jakarta, Senin (4/11).

Baca Juga: Bank Mandiri Turunkan Target Pertumbuhan Kredit 

1. Banyak faktor yang memengaruhi permintaan kredit

Pertumbuhan Kredit Kian Melambat, Ini Sebabnyaprioritas.bca.co.id

Faktor-faktor tersebut, kata Siddik, akan berpengaruh terhadap permintaan kredit di Indonesia.

"Selain suku bunga, ada hal-hal lain yang musti dibenahi supaya penurunan suku bunga bisa dioptimalkan untuk pertumbuhan kredit, entah infrastruktur, ekspansi bisnis, dan lain-lain," ungkapnya.

2. DPK jadi salah satu aspek berpengaruh terhadap pertumbuhan kredit

Pertumbuhan Kredit Kian Melambat, Ini Sebabnya(Ilustrasi uang) IDN Times/Sukma Shakti

Menurut Siddik, dana pihak ketiga (DPK) juga menjadi salah satu aspek paling berpengaruh terhadap pertumbuhan kredit. Jika DPK melambat, kredit pun akan melambat.

"Betul (DPK berpegaruh). DPK juga perlu karena bank harus ada sources of funding-nya juga untuk memberikan kredit. Itu juga harus didorong bagaimana supaya DPK bisa tumbuh," ungkapnya.

3. Transaksi digital bisa meningkatkan DPK perbankan

Pertumbuhan Kredit Kian Melambat, Ini Sebabnya(Ilustrasi) IDN Times/Mela Hapsari

Kalau dulu DPK hanya dari tabungan, kata Siddik, sekarang sudah masanya digital dan e-commerce. Oleh sebab itu, perlu strategi supaya transaksi digital bisa meningkatkan porsi DPK di bank. Siddik juga menampik suku bunga makin sulit turun lantaran pengetatan likuiditas.

"Penurunan gak hanya karena faktor tersebut. Bank Indonesia punya berbagai macam policy untuk menentukan suku bunga," katanya.

Bank Indonesia (BI) telah menurunkan suku bunga acuan BI 7-Day RR basis point (bps) menjadi 5 persen. Menurut data BI, pertumbuhan kredit hingga Agustus 2019 sebesar 8,59 persen year on year (yoy) atau lebih rendah dari Juli 2019 yang sebesar 9,58 pesen (yoy).

Baca Juga: Cuma di BCA Expo 2019, Ajukan Kartu Kredit Cukup 2 Jam!

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya