Rupiah Pekan Depan Diprediksi Menguat di Level 14.850

Pasar optimistis terhadap perekonomian Indonesia

Jakarta, IDN Times - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS diprediksi menguat pada pekan depan. Menurut Direktur PT.TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim Assuaibi, penguatan rupiah berkisar 5-30 poin di level 14.850-14.900.

"Informasi yang positif baik dari eksternal dan internal membuat pelaku pasar kembali optimis. Walaupun ekonomi Indonesia akan terjadi resesi, pelaku pasar yakin akan kembali bangkit sehingga arus modal asing kembali masuk di pasar dalam negeri," kata Ibrahim dalam keterangan tertulis yang diterima IDN Times, Sabtu (26/9/2020).

Pada perdagangan kemarin, Jumat (25/9/2020), rupiah menguat tipis 17 poin di level 14.872 dari penutupan sebelumnya di level 14.899.

1. PSBB DKI Jakarta tak terlalu berdampak ke perekonomian

Rupiah Pekan Depan Diprediksi Menguat di Level 14.850Infografik PSBB DKI Jakarta (IDN Times/Sukma Sakti)

Dari faktor internal, menurut Ibrahim, pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di Jakarta  yang diperpanjang sampai bulan Oktober tidak terlalu berdampak ke sektor perekonomian. Namun, karena DKI Jakarta berkontribusi besar terhadap perekonomian Indonesia, sangat wajar apabila ibu kota selalu disorot oleh pasar, baik lokal maupun pasar Internasional.

"Indonesia memiliki 34 provinsi. Saat ini yang menerapkan PSBB Ketat hanya di Jakarta sehingga masih banyak daerah lain yang berkontribusi besar terhadap perekonomian Indonesia," katanya.

Ibrahim melanjutkan, hal itu bisa dilihat dari tren mobilitas untuk ritel ke arah positif dari yang sebelumnya pada April dan Mei yang tertekan sangat dalam. Selain itu, perekonomian Indonesia sangat lincah dalam menghadapi krisis imbas COVID-19. Misalnya, munculnya berbagai macam variasi usaha makanan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang sebelumnya masih manual berubah menjadi online.

"Ini merupakan suatu keharusan agar bisa bersaing dan bertahan. Lagi-lagi COVID-19 mengubah tatanan hidup manusia saat ini," ungkapnya.

Baca Juga: Menkeu Sebut Indonesia Bakal Resesi, Rupiah Melemah di Level 14.815

2. Dampak penerapan PSBB DKI Jakarta masih dipantau pemerintah

Rupiah Pekan Depan Diprediksi Menguat di Level 14.850Infografik PSBB DKI Jakarta (IDN Times/Sukma Sakti)

Meski demikian, lanjut Ibrahim, pemerintah akan terus memantau dampak dari penerapan PSBB di Jakarta terhadap perekonomian kuartal ketiga 2020. Menurut dia, kemungkinan akan kembali terkontraksi dan Indonesia akan masuk masa resesi.

"Namun, kita harus tetap optimis dan membantu pemerintah agar kuartal keempat pertumbuhan ekonominya lebih baik dibandingkan kuartal sebelumnya. Walaupun terjadi kontraksi, tapi tidak terlalu dalam apalagi vaksin sudah ditemukan dan didistribusikan ke rumah sakit-rumah sakit sehingga bisa menekan laju pandemik COVID-19," kata dia.

3. Kongres AS turut menjadi sentimen pasar

Rupiah Pekan Depan Diprediksi Menguat di Level 14.850Ilustrasi dolar AS ( ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)

Faktor dari eksternal, kata Ibrahim, pasar sedikit tenang setelah ada harapan Kongres AS akan memecahkan kebuntuan selama berbulan-bulan untuk meloloskan langkah-langkah stimulus COVID-19 terbaru.

Partai Demokrat di Dewan Perwakilan Rakyat AS mengumumkan mereka sedang mengerjakan paket stimulus virus corona senilai 2,2 triliun dolar AS yang akan didiskusikan minggu depan. Berita bahwa Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Nancy Pelosi dan Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin dapat melanjutkan pembicaraan stimulus yang macet.

"Tetapi beberapa investor tetap skeptis tentang apakah Kongres dapat mengatasi kebuntuan. Penolakan Presiden AS Donald Trump untuk berkomitmen pada transfer kekuasaan secara damai jika dia gagal terpilih kembali dalam pemilihan presiden November, meningkatkan kemungkinan pemilihan yang disengketakan," katanya.

Sementara itu, data yang dirilis pada hari Kamis menunjukkan jumlah orang Amerika yang mengklaim pengangguran selama seminggu terakhir meningkat menjadi 870.000. Hal ini menunjukkan perlambatan dalam pemulihan ekonomi dan menyoroti kebutuhan mendesak Kongres untuk meloloskan langkah-langkah dukungan.

Baca Juga: WHO: Vaksin COVID-19 Baru Terdistribusi Merata di Dunia Pada 2022

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya