Yield Obligasi AS Naik, Rupiah Tertekan di Level Rp14.525

AS menggelontorkan dana stimulus 1,9 triliun dolar AS

Jakarta, IDN Times - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ditutup melemah 45 poin atau 0,31 persen di level Rp14.525. Untuk perdagangan besok, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuasi.

"Rupiah bergerak di rentang Rp14.530-Rp14.590," ujar Direktur PT.TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim Assuaibi dalam keterangan tertulis, Rabu (31/3/2021).

Baca Juga: Masih Berpotensi Tertekan, Rupiah Dibuka Melemah di Level Rp14.485 

1. Ekonomi AS membaik lebih cepat dari ekspektasi

Yield Obligasi AS Naik, Rupiah Tertekan di Level Rp14.525Presiden Amerika Serikat dari Demokrat Joe Biden mengunjungi Barrio Cafe saat tur bus usaha kecil sambil berkampanye di Phoenix, Arizona, Amerika Serikat, Kamis (8/10/2020) (ANTARA FOTO/REUTERS/Kevin Lamarque)

Menurut Ibrahim, salah satu faktor pelemahan rupiah adalah Amerika Serikat yang menggelontorkan dana stimulus 1,9 triliun dolar AS. Selain itu, AS juga berencana mengucurkan 3-4 triliun dolar AS untuk infrastruktur.

"Ini mengakibatkan ekonomi AS membaik lebih cepat dari ekspektasi para analis," ungkapnya.

Ibrahim melanjutkan, hal itu berdampak terhadap naiknya inflasi dan yield obligasi AS tenor 10 tahun. Selain itu, perekonomian negara-negara berkembang termasuk Indonesia juga turut terpengaruh.

2. Pandemik COVID-19 jadi tantangan para pemangku kebijakan

Yield Obligasi AS Naik, Rupiah Tertekan di Level Rp14.525ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari

Di sisi lain, Bank Indonesia sampai saat ini terus membantu dan mengendalikan gejolak mata uang rupiah akibat pandemik COVID-19. Dengan strategi bauran ekonomi, itu bisa mengendalikan gejolak pertumbuhan dan stagnasi ekonomi.

"Pertumbuhan ekonomi kembali membaik walaupun tidak seperti yang diharapkan. Ini merupakan tantangan tersendiri bagi pemangku kebijakan agar bisa berpikir logis dan mencari solusi agar masalah pandemik COVID-19 bisa terselesaikan," tuturnya.

Baca Juga: Sesumbar Joe Biden Amerika Tak Bisa Dikalahkan Tiongkok

3. Tingginya permintaan valas melemahkan rupiah

Yield Obligasi AS Naik, Rupiah Tertekan di Level Rp14.525Ilustrasi Uang Rupiah (ANTARA FOTO/M RISYAL HIDAYAT)

Selain itu, pelemahan rupiah juga disebabkan tingginya permintaan valas korporasi. Jelang akhir kuartal, kebutuhan valuta asing memang tinggi karena ada kewajiban pembayaran dividen, utang jatuh tempo, dan sebagainya.

"Rupiah jadi banyak dilepas untuk ditukar dengan valas, utamanya dolar AS. Faktor musiman ini yang membuat rupiah melemah," kata Ibrahim.

Baca Juga: Pertumbuhan Ekonomi AS Diramal Kalahkan Tiongkok Berkat Stimulus Biden

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya