Akseptor: Pengertian dan Aspeknya dalam Bill of Exchange

Apa itu akseptor?

Dalam kegiatan bisnis barang-barang konsumsi, kita mengenal pihak konsumen, retailer, pabrikan, dan bank. Ada situasi di mana masing-masing pihak punya kondisi kebutuhan tertentu yang bisa saling menguntungkan.

Konsumen mau membeli barang dari retailer tetapi retailer tidak punya barang. Pabrik punya stok barang yang mau dijual dan membutuhkan uang tunai, tetapi tidak ada yang beli. Sementara bank punya uang tetapi tidak ada yang meminjam, maka kegiatan bisnis akan terhenti. 

Situasi ini dapat diatasi dengan mekanisme rekening pertukaran uang atau bill of exchange. Dalam hal inilah, kita mengenal peran akseptor.

Baca Juga: Bilyet: Pengertian dan Manfaatnya

1. Mekanisme bill of exchange

Akseptor: Pengertian dan Aspeknya dalam Bill of ExchangeIlustrasi perdagangan (Unsplash.com)

Retailer datang ke bank untuk meminjam uang guna membeli barang dari pabrikan dengan janji akan melunasi pinjaman itu dalam 90 hari. Kemudian, bank menerbitkan surat rekening pertukaran uang atau bill of exchange yang ditandatangani oleh retailer dan bank. Bank lalu membayar kepada pabrikan sejumlah uang setelah dikurangi diskonto, katakan 20 persen per tahun dari jumlah sesuai dengan yang tertera pada bill of exchange.

Dalam hal ini, bank berkedudukan sebagai penarik atau drawer, retailer sebagai tertarik atau drawee, pabrikan sebagai penerima pembayaran atau payee. Dalam hal drawee menerima bill of exchange dan bersedia membayarnya pada saat jatuh tempo, maka drawee juga berperan sebagai akseptor atau akseptor.

Mekanisme seperti itu menggulirkan kegiatan perdagangan, dalam mana semua pihak diuntungkan. Kedudukan akseptor adalah penting oleh karena ia yang akan membayar kepada bank sejumlah uang secara penuh, sebagaimana tertera pada bill of exchange. Bank mendapat penghasilan dari diskonto yang dikenakan pada transaksi itu.

Baca Juga: Wesel Diskonto: Pengertian, Persyaratan dan Contohnya

2. Dua aspek dari bill of exchange

Akseptor: Pengertian dan Aspeknya dalam Bill of ExchangeBilyet giro sebagai bukti transaksi (canva.com)

Penjual selaku kreditur dapat menerbitkan surat rekening pertukaran uang dan menjadi penarik atau drawer. Oleh karena jumlah uang yang tertera pada bill of exchange itu dapat diuangkan oleh penarik atau drawer, maka dokumen itu dinamakan bill receivable atau bilyet yang dapat diterima. Di sisi yang lain, pembeli selaku debitur mengakui bilyet yang sama itu dan menjadi tertarik atau drawee yang berperan pula sebagai akseptor.

Kedudukan akseptor dalam mekanisme bill of exchange itu diuntungkan dari dapatnya menikmati masa kredit yang penuh, katakanlah 90 hari. Selama masa itu, ia memperoleh keuntungan dari perputaran uang yang dipegangnya.

Akseptor dapat pula diperankan oleh institusi keuangan atau bank yang memperoleh keuntungan dari adanya diskonto.

Perlu ada pernyataan sikap pengakuan atau acceptance dari dokumen bill of exchange. Itu diterapkan pada bilyet yang bersangkutan secara eksplisit dengan membubuhkan kata-kata accept pada dokumen itu. Dalam hal ini, tindakan itu dinamakan sebagai pengakuan oleh bank atau bank acceptance yang menjadikan bank berfungsi sebagai akseptor. 

Jika pembeli berfungsi sebagai akseptor dari suatu bilyet, hal ini dikenal sebagai trade acceptance. Pada kedua keadaan itu fungsi akseptor adalah sebagai penjamin dilakukannya pembayaran pada saat jatuh tempo atau sebelumnya. Tertarik atau drawee dapat memfinalisasi kedudukannya dengan membubuhkan kata accept pada dokumen bill of exchange itu dan oleh karenanya berfungsi sebagai akseptor.

Dengan demikian, akseptor dapat didefinisikan sebagai pihak yang berfungsi sebagai tertarik atau drawee dan berkewajiban untuk membayar sejumlah uang sebagaimana tertera pada bilyet bill of exchange termasuk.

3. Keuntungan mekanisme bill of exchange itu

Akseptor: Pengertian dan Aspeknya dalam Bill of ExchangeIlustrasi transaksi bank (Pexels/RODNAE Productions)

Keuntungan dari mekanisme bill of exchange itu adalah sebagai berikut:

Sebagai bukti menurut hukum

Bill of exchange adalah suatu dokumen hukum yang sah dan merupakan bukti adanya sejumlah piutang. Berdasarkan dokumen itu penarik atau drawer dapat menggugat jika terjadi gagal bayar.

Jumlah tertentu dan tanggal jatuh tempo

Bill of exchange itu ditandatangani oleh kedua belah pihak sehingga baik drawer maupun drawee yang menjadi akseptor pula, sudah tahu dengan pasti tentang jumlah piutang dan tanggal jatuh tempo.

Fasilitas diskonto

Keuntungan bagi bank adalah adanya fasilitas diskonto yang dikenakan pada jumlah piutang ketika penerima pembayaran atau payee membutuhkan uang dengan segera dan dalam jumlah penuh. Diskonto akan dikenakan kepada drawee atau akseptor ketika pembayaran jatuh tempo.

Dapat dialihkan

Bill of exchange ini dapat dipindah tangankan kepada pihak lain selaku akseptor untuk pembayaran hutang. Akseptor disini berperan sebagai pemberi anjak piutang.

Akseptor menikmati masa kredit secara penuh

Akseptor tidak dapat diminta untuk membayar hutangnya sebelum jatuh tempo sehingga yang bersangkutan menerima manfaat masa kredit secara penuh.

Perubahan hubungan hukum

Sebelum adanya hubungan bill of exchange pembeli adalah pihak yang berhutang, sedangkan penjual adalah pihak yang berpiutang. Hubungan ini berubah setelah adanya bill of exchange, yaitu menjadi penarik atau drawer, dan tertarik atau drawee yang berkedudukan pula sebagai akseptor.

Mudah diuangkan

Bill of exchange berfungsi pula sebagai cek mundur sehingga dapat dipindah tangankan sebelum jatuh tempo, jika diperlukan.

Baca Juga: Giro: Pengertian, Fungsi dan Jenisnya

Demikian uraian singkat tentang apa itu yang dinamakan sebagai akseptor dalam transaksi keuangan yang diwujudkan dalam bentuk bill of exchange

Topik:

  • Kiki Amalia
  • Stella Azasya
  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya