Ingin Investasi di Reksadana? Kenali Dulu Profil Risiko Kamu
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Instrumen investasi yang satu ini cukup digemari oleh masyarakat pemodal yang mempunyai keinginan untuk melakukan investasi, tapi waktu dan pengetahuan yang dimiliki terbatas. Dengan investasi di reksadana, dana kamu akan diinvestasikan di dalam portofolio efek dan diatur oleh manajer investasi sehingga kita tidak perlu mengontrol pasar modal setiap detik.
Sebelum kamu membuka rekening reksadana, kamu akan terlebih dahulu diwajibkan untuk mengisi kuisioner profil risiko investor oleh penyedia produk investasi. Tujuannya adalah untuk mengetahui tingkat toleransi kamu terhadap risiko-risiko dari investasi yang kamu lakukan, karena setiap orang mempunyai toleransi terhadap risiko dan tujuan yang berbeda-beda.
Jika sudah mengetahui profil risiko kamu, maka kamu akan mengetahui jenis reksadana yang paling cocok untuk kamu pilih. Yuk, pelajari jenis-jenis profil risiko ini sebelum kamu memulai investasi!
1. Profil risiko konservatif
Investor dengan profil risiko konservatif cenderung memilih instrumen investasi yang sangat aman, stabil, dan risikonya rendah. Pasalnya, mereka memiliki toleransi yang rendah terhadap kerugian investasi yang mungkin terjadi.
Jika profil risiko kamu konservatif, maka kamu cocok untuk berinvestasi di instrumen reksadana pasar uang karena tingkat risikonya paling minim dibandingkan reksadana lainnya. Dana yang diinvestasikan akan diolah menjadi instrumen-instrumen pasar uang, seperti Surat Berharga Pasar Uang (SBPU), Surat Perbendaharaan Negara (SPN), Surat Berharga Komersial, Sertifikat Obligasi, dan Sertifikat Bank Indonesia (SBI).
2. Profil risiko moderat
Editor’s picks
Profil risiko selanjutnya adalah moderat, di mana investor dengan profil risiko ini cenderung berani untuk mengambil risiko yang lebih besar, tapi tetap berhati-hati dalam memilih instrumen reksadana. Investor tipe moderat biasanya mempunyai tujuan finansial jangka menengah, menginginkan keuntungan yang lebih tinggi, dan siap menerima fluktuasi dari hasil investasi. Walaupun begitu, mereka masih belum berani mengambil risiko yang besar.
Kalau kamu tipe moderat, maka kamu cocok untuk berinvestasi di instrumen reksadana campuran atau reksadana pendapatan tetap. Reksadana campuran merupakan reksadana yang mendiversifikasikan portfolionya ke instrumen saham, obligasi atau surat utang dan deposito dengan alokasi tidak lebih dari 79 persen. Sedangkan, reksadana pendapatan tetap menginvestasikan asetnya ke instrumen pendapatan tetap sebesar minimum 80 peresen, seperti obligasi dan sukuk. Kedua reksadana ini memiliki tingkat risiko lebih tinggi daripada reksadana pasar uang, namun lebih rendah dari reksadana saham.
Baca Juga: Waspada! Ini 4 Kesalahan yang Sering Terjadi Saat Investasi Kripto
3. Profil risiko agresif
Profil risiko investor paling tinggi adalah tipe agresif, yaitu investor yang siap menerima segala risiko yang akan terjadi. Tipe investor agresif biasanya mempunyai goals atau tujuan investasi jangka panjang, sehingga siap untuk jika investasi pokoknya berkurang demi imbal hasil yang dijanjikan juga tinggi.
Jenis produk investasi yang cocok untuk investor tipe agresif adalah reksadana saham, karena aset portofolionya didiversifikasikan ke dalam beberapa saham yang berbeda. Reksadana saham berisiko tinggi mengalami fluktuasi dalam jangka pendek, namun berpotensi tumbuh dalam jangka panjang.
Jika profil risiko kamu adalah agresif, jangan lupa kamu juga harus pandai menganalisis fundamental instrumen investasi dan membuat strategi supaya tidak salah langkah. Selamat memulai investasi!
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.