7 Kesalahan saat Belanja Online, Gak Hati-Hati Berujung Rugi

Belanja online mulai menggeser kebiasaan masyarakat berbelanja secara offline atau langsung datang ke toko. Kemudahan berbelanja dari mana saja dan kapan saja membuat belanja melalui aplikasi kian digemari. Pilihan produknya tak terbatas dan kita bisa memilih harga dari yang murah sampai mahal.
Namun, kesukaan belanja online yang tidak diimbangi dengan kontrol diri serta kehati-hatian bisa menimbulkan kerugian di pihak pembeli. Di balik menariknya berbagai promo yang ada, kita mesti menjadi konsumen yang cerdas. Jangan lakukan tujuh hal berikut yang dapat mengubah belanja online menjadi sumber masalah.
1. Tidak membaca detail produk
Rendahnya minat baca dapat berakibat fatal ketika kita berbelanja secara online. Kita hanya fokus pada foto dan harga produk. Keterangan tentang produk yang sudah tertulis di bawahnya kerap diabaikan.
Makin detail keterangannya, kita malah makin malas membacanya. Alhasil, kita keliru memesan produk. Paling sering biasanya terkait ukuran, seperti saat membeli pakaian atau sepatu.
Kita fokus di ukuran pakaian atau sepatu yang biasa dipakai. Misalnya, M untuk pakaian dan 39 buat sepatu. Kita mengabaikan detail lingkar dada, panjang, dan perkiraan berat badan untuk setiap ukuran pakaian serta panjang telapak kaki dalam sentimeter.
2. Gak memperhatikan ulasan pembeli
Ulasan pembeli penting untuk disimak sebagai bahan pertimbangan. Tentu tidak ada toko online yang bersih dari ulasan negatif. Namun, makin banyak review positifnya berarti makin baik pula kualitas produk, kesesuaiannya dengan foto dan harga, serta pelayanannya ke pembeli.
Semenarik apa pun foto produk dan harga yang ditawarkan, sebaiknya urungkan niat membeli jika rata-rata ulasannya buruk. Ini sudah menjadi petunjuk awal buat kita sebelum memutuskan membelinya. Jangan sampai kita menyesal setelah barang sampai.
3. Tidak menghitung biaya kirim
Ongkos kirim wajar ada dalam pembelian secara online. Kita dapat menganggapnya sebagai ganti biaya transportasi dan parkir bila mesti berbelanja langsung di tokonya. Akan tetapi, biaya kirim yang terlalu besar juga meningkatkan pengeluaran kita.
Kita perlu menghitung selisih antara harga produk ditambah biaya kirim di toko online dengan jika membelinya secara langsung di toko terdekat. Mana yang lebih hemat? Atau, tunggu ada voucher ongkir supaya harga yang harus dibayarkan tidak terlalu mahal.
Baca Juga: 6 Cara Ampuh Kendalikan Diri saat Belanja Online, Kosongkan Keranjang!
4. Gak bikin video unboxing
Editor’s picks
Hampir semua toko online mensyaratkan adanya video unboxing jika kita akan mengajukan komplain. Jangan ada bagian yang terlewatkan ketika kita membuka paket dan mengecek kelengkapan produk. Apakah produk sudah sesuai pesanan atau belum?
Sikap terlalu mudah percaya pada penjual atau merasa bikin video unboxing ribet dapat merugikan diri sendiri. Bila ternyata barang yang dikirim cacat atau keliru dari pesanan, kita bakal kesulitan mendapatkan penggantinya. Tidak membuat video saat membuka paket berarti harus siap kehilangan uang jika produk tak sesuai harapan.
5. Lupa minta ekstra bubble wrap dan kardus
Setiap toko online memiliki standar pengemasan yang berbeda. Ada toko yang sudah otomatis membungkus setiap pesanan dengan bubble wrap yang tebal dan masih dikemas lagi dengan kardus. Pengemasan berlapis begini bikin barang lebih aman sampai ke tujuan.
Akan tetapi, tak sedikit pula toko online yang tidak memberikan bubble wrap dan kardus, kecuali kita menambahkannya sendiri dalam pembelian. Atau, bubble wrap standar dari toko hanya satu lapis. Untuk mencegah barang rusak dalam pengiriman, kita mesti membaca dengan cermat kemasan yang ditawarkan toko dan jangan ragu menambahkan ekstra bubble wrap serta kardus bila diperlukan.
6. Kalap belanja karena harga lebih murah daripada beli offline
Bila dibandingkan dengan toko offline, marketplace memang gudangnya produk berharga miring. Namun, ini gak berarti kita harus membeli semua produk yang ditawarkan. Semurah apa pun harga produk-produknya, pembelian tetap wajib didasarkan pada kebutuhan dan bukan keinginan.
Meski banyak diskon, pembelian barang-barang yang tidak benar-benar dibutuhkan sama dengan pemborosan. Nanti ini baru terasa di akhir bulan ketika kita menghitung total pengeluaran. Kendali diri dalam berbelanja tak boleh runtuh oleh godaan harga murah.
7. Terlalu sering pakai paylater
Paylater bukannya sama sekali gak boleh digunakan. Namun, kita harus sangat waspada terhadap bahayanya. Seperti ketagihan belanja dengan paylater sampai kesulitan dalam membayarnya.
Belanja baik secara online maupun offline mestinya disesuaikan dengan kondisi keuangan kita. Jika uangnya memang lagi gak ada, tidak usah berbelanja selain kebutuan pokok seperti bahan makanan. Jangan justru kita belanja terus dengan menjadikan paylater sebagai senjata.
Belanja online memang sangat praktis dan memberi kita keleluasaan dalam memilih produk, toko, serta cara pembayaran. Akan tetapi, cegah diri kalap setiap membuka aplikasi. Tetaplah berbelanja dengan cermat dan bijaksana supaya rasa senang setelah paket datang tidak dengan cepat berubah menjadi beragam persoalan.
Baca Juga: 5 Tips agar Kamu Jadi Smart Buyer saat Belanja Online
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.