Ada Banyak Jenis-Jenis Obligasi, Mana Pilihan Investasimu?

Kalau mau investasi di obligasi kenali dulu ya jenisnya

Jakarta, IDN Times – Obligasi merupakan salah satu instrumen investasi yang sering dipilih investor untuk mengembangkan pundi-pundinya. Hal ini karena obligasi memiliki sejumlah keunggulan dibandingkan instrumen investasi lainnya.

Namun, obligasi bukan hanya ada satu jenis. Melainkan bermacam-macam. Tapi, sebelum membahas jenis obligasi dengan lebih terperinci, ada baiknya untuk lebih dulu mengerti apa itu obligasi.

Jika melihat artinya, obligasi adalah surat utang yang diterbitkan oleh pihak yang berutang kepada pihak yang berpiutang (memberikan pinjaman). Obligasi atau surat utang ini bisa dibeli dan pembeli akan mendapat keuntungan berupa bunga nantinya.

Dalam obligasi, akan ada tanggal jatuh tempo pembayaran utang dan bunganya, yang biasa disebut kupon. Kupon wajib diberikan oleh penerbit obligasi kepada pemegang obligasi.

Di Indonesia, tempo atau jangka waktu berakhirnya suatu obligasi biasanya berkisar 1 hingga 10 tahun. Perbedaan waktu ini lah yang membuat obligasi dapat dikelompokkan berdasarkan waktunya, yakni jangka menengah dan panjang.

Layaknya instrumen investasi lainnya, obligasi juga terdaftar di dalam Bursa Efek. Adapun dalam hal penerbitnya, obligasi bisa diterbitkan negara atau juga perusahaan.

Baca Juga: Cek Nih! 15 Reksa Dana Terbaik Biar Investasi Makin Cuan

1. Keunggulan berinvestasi dalam obligasi

Ada Banyak Jenis-Jenis Obligasi, Mana Pilihan Investasimu?Ilustrasi investasi (IDN Times/Sukma Shakti)

Meski potensi untungnya tidak sebesar saham, obligasi jauh lebih aman. Apalagi jika obligasi yang dibeli merupakan terbitan negara, yang berarti imbal hasilnya sudah pasti terjamin sehingga investor tak perlu khawatir soal keamanannya. Aturan ini sudah tercantum di UU Nomor 24 Tahun 2002 tentang Surat Utang Negara atau UU Nomor 24 Tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara.

Saat berinvestasi di obligasi, investor akan mendapatkan kupon atau nisbah secara periodik dari efek bersifat utang yang dibeli. Tingkat kupon atau nisbah tersebut biasanya lebih tinggi dari bunga Bank Indonesia (BI Rate). Jadi, jelas sekali keuntungan surat utang adalah lebih besar ketimbang deposito.

Di sisi lain, dengan membeli obligasi bisa memperoleh capital gain (keuntungan dari penjualan aset modal yang harganya lebih tinggi). Namun, tingkat imbal hasil biasanya sudah diperhitungkan pada awal investasi. Perlu juga diketahui bahwa surat utang bisa jadikan sebagai jaminan dan agunan. Jadi, ini bisa digunakan untuk mengambil pinjaman ke bank atau membeli saham di bursa efek.

2. Kekurangan berinvestasi dalam obligasi

Ada Banyak Jenis-Jenis Obligasi, Mana Pilihan Investasimu?Ilustrasi Investasi (IDN Times/Arief Rahmat)

Meski memiliki banyak keunggulan, obligasi sebagai instrumen investasi juga memiliki berbagai kekurangan dibandingkan aset investasi lainnya, yakni termasuk adanya risiko likuiditas terhadap obligasi swasta maupun pemerintah.

Itu berarti meski surat utang pemerintah lebih aman, bukan tidak mungkin obligasinya kurang likuid atau susah untuk dijual kembali di pasar sekunder karena jarang ada investor yang mau. Selain itu, ada risiko maturitas yang lebih sering terjadi pada obligasi korporasi terkait masa jatuh tempo obligasi. Di mana semakin lama jatuh tempo obligasi, semakin tinggi risiko tersebut.

Untuk menghindari masalah tersebut, investor bisa meminta maturitas premium atau surat utang yang jatuh temponya lebih pendek misalnya tiga tahun lagi.

Baca Juga: 10 Rekomendasi Channel YouTube Buat Kamu yang Ingin Belajar Investasi 

3. Jenis-jenis obligasi

Ada Banyak Jenis-Jenis Obligasi, Mana Pilihan Investasimu?Ilustrasi investasi. (IDN Times/Arief Rahmat)

Jenis obligasi terbagi dalam beberapa kelompok, yakni pertama berdasarkan sisi penerbit.

1. Jenis obligasi berdasarkan penerbitnya

Ada tiga jenis obligasi yang perlu diketahui berdasarkan jenis penerbitnya, yaitu obligasi korporasi, obligasi pemerintah dan obligasi daerah.

Obligasi korporasi merupakan surat utang yang diterbitkan oleh perusahaan milik negara (BUMN) atau perusahaan swasta.

Sementara obligasi pemerintah merupakan surat utang yang diterbitkan oleh pemerintah. Di Indonesia obligasi jenis ini diterbitkan setiap 1 tahun sekali dengan nama Obligasi Negara Ritel (ORI), yang pertama diterbitkan Agustus 2006.

Sedangkan obligasi daerah merupakan surat utang yang diterbitkan oleh pemerintah daerah. Tujuannya untuk membantu pemerintah daerah memperoleh modal untuk melakukan pembangunan.

2. Jenis obligasi berdasarkan nominalnya

Selain berdasarkan jenis penerbitnya, obligasi juga terbagi berdasarkan nominalnya. Di mana ada obligasi konvensional dan obligasi ritel.

Obligasi konvensional merupakan obligasi atau surat utang dengan nominal yang sangat besar yakni kurang lebih Rp1 miliar per slotnya. Sementara obligasi ritel adalah surat utang yang mempunyai nominal yang kecil, contohnya Rp1 juta.

3. Jenis obligasi berdasarkan pembayaran bunganya

Berdasarkan pembayaran bunganya, terdapat empat jenis obligasi yang penting untuk diketahui, yakni obligasi kupon, zero coupon bond, fixed coupon, dan floating coupon.

Obligasi kupon merupakan surat utang yang secara berkala memberikan bunga kepada pihak investornya. Kupon ini berisikan suatu nominal tertentu sesuai dengan kesepakatan kedua belah pihak sebelumnya.

Sementara zero coupon bond adalah surat utang tanpa bunga dan tidak harus dibayarkan secara berkala. Pihak investor akan mendapatkan keuntungan dari selisih harga jual diskonto dan harga awal surat utang saat diperjualbelikan. Obligasi jenis ini memiliki jangka waktu tempo mulai dari 1 - 10 tahun.

Di sisi lain, obligasi fixed coupon atau kupon tetap adalah jenis obligasi yang memiliki penawaran obligasi dengan tingkat suku bunga yang bernilai tetap hingga waktu jatuh tempo surat utang tersebut tiba.

Terakhir, obligasi floating coupon atau kupon mengambang berarti kupon yang ditawarkan oleh jenis obligasi ini bisa berubah nilainya tergantung dengan indeks pasar uang. Pada obligasi ini, terdapat kupon batas minimal di dalamnya yang berarti kupon yang pertama ditetapkan akan menjadi besaran kupon minimal yang berlaku sampai waktu jatuh tempo.

4. Jenis obligasi berdasarkan imbal hasilnya

Berdasarkan imbal hasilnya, obligasi terbagi ke dalam dua jenis, yakni obligasi konvensional dan syariah.

Adapun obligasi konvensional yakni merupakan surat utang yang diterbitkan oleh suatu pihak untuk mendapatkan pinjaman yang nantinya digunakan sebagai tambahan modal. Caranya adalah dengan memberikan imbal hasil/bunga kepada pihak investor dalam jangka waktu tertentu.

Sementara obligasi syariah adalah surat utang yang diterbitkan dengan tujuan memberikan imbal hasil berupa uang sewa yang perhitungannya diukur sesuai dengan prinsip syariah Islam dan tanpa mengandung unsur riba. Pada obligasi syariah, imbal hasil akan dibayarkan secara berkala dalam kurun waktu atau periode yang telah ditentukan.

Baca Juga: Ini 4 Perbedaan Saham dan Obligasi yang Penting Diketahui

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya