Ini Perbedaan Ekonomi Mikro dengan Makro

Ekonomi mikro menjadi cikal bakal ekonomi makro

Jakarta, IDN Times – Ketika membahas ekonomi, kita sering mendengar istilah mikro dan makro. Ternyata, keduanya merupakan cabang ilmu ekonomi yang sama-sama penting.

Secara pengertian, ekonomi mikro merupakan cabang ilmu ekonomi yang mempelajari tentang variabel-variabel ekonomi dalam lingkup lebih kecil, seperti perusahaan, perilaku konsumen, permintaan dan penawaran, produksi, harga, dan lainnya. Sementara ekonomi makro mempelajari variabel-variabel ekonomi secara menyeluruh (agregat), seperti jumlah uang beredar, pendapatan nasional, pengangguran dan kesempatan kerja, inflasi, neraca pembayaran internasional, dan pertumbuhan ekonomi.

Baik ekonomi mikro maupun makro penting untuk mengukur dan menganalisis tingkat pertumbuhan ekonomi masyarakat dalam lingkup kecil dan negara, bahkan juga dalam lingkup internasional yang lebih luas. Keduanya juga memiliki keterkaitan satu sama lain. Meski demikian, ekonomi mikro berbeda dengan ekonomi makro. Berikut perbedaan di antara keduanya yang harus diketahui.

Baca Juga: 5 Cara Kamu Bisa Menabung dengan Gaji yang Kecil

1. Aspek analisis

Ini Perbedaan Ekonomi Mikro dengan MakroIlustrasi Bisnis. (IDN Times/Aditya Pratama)

Dari penggunaan istilahnya, mikro dengan makro sudah memiliki perbedaan dalam cakupan atau ruang lingkup yang dipelajari. Ekonomi mikro mempelajari variabel-variabel ekonomi dalam lingkup yang lebih kecil atau sempit. Sebaliknya, ekonomi makro mempelajari variabel-variabel ekonomi dalam lingkup yang lebih luas.

Ekonomi mikro difokuskan pada aspek analisis atau variabel-variabel ekonomi seperti teori produksi, teori harga, permintaan dan penawaran, elastisitas, analisis biaya dan manfaat, model-model pasar, industri, perilaku konsumen, mekanisme pasar, dan lain sebagainya.

Adapun variabel-variabel yang menjadi aspek analisis dalam ekonomi makro meliputi investasi, pendapatan nasional, pengangguran dan kesempatan kerja, inflasi, moneter, neraca pembayaran, dan lainnya.

Baca Juga: Bappenas Targetkan Perekonomian RI Tumbuh 6 Persen Pascapandemik

2. Konsep dasar ekonomi makro dan mikro

Ini Perbedaan Ekonomi Mikro dengan MakroIlustrasi Pebisnis. (IDN Times/Aditya Pratama)

Ilmu ekonomi memiliki konsep dan variabel yang begitu luas, bahkan meski sudah dibagi dalam dua cabang ilmu ekonomi mikro dan makro. Namun dari variabel-variabel yang dipelajari baik pada ekonomi mikro maupun makro, masing-masing memiliki konsep dasar yang menjadi titik perbedaan diantara keduanya.

Ekonomi mikro fokus pada tiga konsep dasar teori, yakni teori produksi, teori harga dan teori distribusi. Sementara konsep dasar yang menjadi fokus bahasan dalam ekonomi makro meliputi keluaran (Output) dan Pendapatan (Income), pengangguran, dan inflasi dan deflasi.

Adapun penjelasan dari masing-masing hal ini yakni sebagai berikut:

Mikro

- Teori produksi

Keberadaan barang dan jasa menjadi inti sari dalam kegiatan ekonomi, utamanya pada lingkup mikro. Barang dan jasa tentu saja tak muncul secara tiba-tiba tetapi harus diproduksi. Oleh sebab itu diperlukan pemahaman tentang teori produksi yang berkaitan dengan kuantitas dan faktor-faktor produksi seperti bahan baku, tenaga kerja, biaya produksi, dan lain sebagainya.

- Teori harga

Harga berperan penting dalam menentukan nilai suatu barang atau jasa. Selain itu, harga juga mempermudah dalam proses transaksi ekonomi. Harga berkaitan erat dengan interaksi antara permintaan (demand) dan penawaran (supply). Jadi, penentuan harga suatu barang atau jasa dipengaruhi oleh tingkat permintaan konsumen dan penawaran oleh produsen terhadap barang atau jasa tersebut. Oleh sebab itu, harga bisa jadi fluktuatif.

- Teori distribusi

Di balik produksi barang dan jasa, ada modal untuk pengadaan bahan baku dan lainnya. Tak hanya itu, ada pula tenaga kerja yang harus mendapatkan upah. Nah, teori distribusi menitikberatkan pada bahasan seputar aspek-aspek tersebut. Distribusi juga dimaksudkan sebagai bagian dari kegiatan pemasaran (marketing) atau penyaluran barang atau jasa dari produsen ke konsumen. Pada proses ini muncul rantai distribusi yang melibatkan peran dari distributor, pedagang grosir, dan juga retail.

Makro

- Keluaran (Output) dan Pendapatan (Income)

Output dan pendapatan dalam ekonomi makro tentu bukan dalam lingkup perusahaan, tetapi nasional. Estimasi keluaran mencakup total nilai dari produksi nasional secara keseluruhan. Adapun untuk pendapatan total hasil penjualan produksi nasional. Jadi, output sering kali menjadi cerminan pendapatan, demikian pula sebaliknya.

Ukuran output secara makro adalah Produk Domestik Bruto (PDB). Tinggi rendahnya PDB suatu negara dipengaruhi oleh kemajuan teknologi, akumulasi modal, dan kualitas sumber daya manusia. Jika suatu negara mampu mengadopsi teknologi canggih, memiliki akumulasi modal yang tinggi, dan tingkat pendidikan yang menunjukkan kualitas sumber daya manusia yang tinggi, maka akan memiliki PDB yang tinggi pula. Hal ini berlaku sebaliknya.

- Pengangguran

Diakui atau tidak masalah pengangguran atau kesempatan kerja menjadi masalah krusial yang dihadapi suatu negara. Semakin rendahnya kesempatan kerja yang tersedia, berakibat pada tingginya tingkat pengangguran di negara tersebut.

Hubungan hal ini dengan ekonomi makro yakni karena jika tingkat pengangguran tinggi, maka beban negara semakin berat dan pertumbuhan ekonomi lambat karena produksi nasional rendah. Selain itu, pengangguran juga berdampak pada tingkat daya beli masyarakat yang rendah sehingga mengakibatkan lesunya perekonomian suatu negara.

- Inflasi dan Deflasi

Inflasi dan deflasi berkaitan dengan moneter. Inflasi merupakan kenaikan harga umum, sedangkan deflasi kebalikannya, yakni penurunan harga. Perubahan harga yang begitu drastis baik inflasi maupun deflasi berisiko pada terjadinya krisis perekonomian negara secara menyeluruh. Oleh sebab itu, penting untuk menstabilkan tingkat harga dengan mengeluarkan kebijakan moneter seperti pengendalian jumlah uang beredar, menaikkan tingkat suku bunga, atau yang lainnya.

3. Tujuan Analisis

Ini Perbedaan Ekonomi Mikro dengan MakroIlustrasi Sistem. (IDN Times/Aditya Pratama)

Ditinjau dari tujuan analisisnya, ekonomi mikro berbeda dengan makro. Ekonomi mikro lebih menitikberatkan pada analisis tentang cara mengalokasikan sumber daya baik berupa modal, peralatan, maupun tenaga kerja agar diperoleh kombinasi yang tepat sehingga mampu menghasilkan keuntungan yang diharapkan.

Adapun tujuan analisis pada ekonomi makro yaitu lebih menitikberatkan pada analisis tentang pengaruh kegiatan ekonomi terhadap perekonomian secara agregat atau menyeluruh baik dalam lingkup nasional maupun internasional.

Pada prinsipnya baik ekonomi mikro maupun makro merupakan cabang ilmu ekonomi yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Dalam membahas suatu perekonomian, tidak bisa hanya dengan indikator ekonomi mikro atau makro saja, tetapi keduanya. Ekonomi mikro menjadi cikal bakal ekonomi makro.

Baca Juga: 4 Pekerjaan Rumah Jokowi di Nota Keuangan Ekonomi 2022

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya