Ini Strategi BCA agar Tetap Gemilang di Tengah Pandemik

BCA terus melakukan inovasi di tengah pandemik

Jakarta, IDN Times – Direktur Kuangan PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Vera Eve Lim mengatakan, BCA terus berinovasi agar bisa bertahan dan memberikan layanan terbaik bagi para nasabah di tengah pandemik virus corona (COVID-19).

Hal itu disampaikannya kepada IDN Times dalam acara virtual media visit by BCA pada hari ini, Selasa (1/12/2020).

Baca Juga: Resmi Diakuisisi, Bank Interim Bakal Merger dengan BCA Syariah

1. Hadirkan new payment experience

Ini Strategi BCA agar Tetap Gemilang di Tengah PandemikBCA Mobile (IDN Times/Hana Adi Perdana)

Vera mengatakan, salah satu inovasi yang dilahirkan bank swasta terbesar di Indonesia itu adalah sistem pembayaran Payment Link yang memberikan kemudahan dan pengalaman baru bagi nasabah dan toko-toko atau merchant.

“Bulan April-Mei, itu kan Jakarta sepi banget tuh. Kita sudah mulai pikirin, pada saat nanti pandemik mulai mal-mal diizinkan buka, kira-kira nih toko kepingin pembayarannya kayak gimana? Nah waktu itu kita pikirkan, untuk jumlah tertentu pakai QRIS. Di atas itu kita kenalin namanya new payment experience, Payment Link yang bisa dari phone, mobile phone link ke merchant,"  katanya.

“Pada saat mal dibuka bulan Juni ya pertengahan, eh ternyata merchant itu senang banget, lho. Jadi kita dalam masa-masa sepi waktu itu, kita konversi hampir 300 ribu merchant dengan new payment experience, istilahnya. Jadi ya kita senantiasa di sisi Anda. Jadi kita masih berpikir dengan sepatunya nasabah nih, apa yang mereka butuhkan,” dia menambahkan.

2. Transaksi naik pesat saat pandemik

Ini Strategi BCA agar Tetap Gemilang di Tengah PandemikIlustrasi tabungan BCA (IDN Times/Umi Kalsum)

Dalam kesempatan yang sama, Vera juga mengatakan bahwa nilai transaksi nasabah di BCA meningkat pesat selama pandemik. Hal itu bisa terjadi karena banyaknya inovasi yang diluncurkan bank sejak sebelum pandemik merebak.

“Nah, transaksi kita selama pandemik, jumlah transaksi di BCA kita bandingkan, bulan Maret naik 41 persen. Jadi sekarang kita kiblatnya bulan Maret. Kita jumlah transaksi naik 41 persen. Jadi dalam 6 bulan saja. Kedua buka rekening. Buka rekening kan kita perkenalkan lewat mobile phone. Nah, ya pandemik ini malah jadi peak-nya," kata dia.

“Kenapa? Bank juga sepertiga cabang harus tutup waktu-waktu zaman PSBB. Buka rekening malah 3,3 kali lebih tinggi dibandingkan sebelumnya. Nah yang menarik lagi, tarik uang tanpa kartu tuh, kalau pergi ke ATM, tinggal pijit mobile phone mau tarik uang tanpa kartu ada kodenya, jadi nggak usah keluarin kartu kita. Nah itu naik hampir delapan kali jumlah transaksinya," Vera menambahkan.

Baca Juga: BCA Umumkan Nama Baru Bank Royal Jadi Bank Digital BCA

3. Laba BCA turun pada kuartal III, tapi aset tembus seribu trilliun

Ini Strategi BCA agar Tetap Gemilang di Tengah PandemikBCA resmi mengakuisisi Bank Interim (Dok. BCA)

Di tengah pandemik ini, PT Bank Central Asia Tbk masih mencatat kinerja yang baik. BCA melaporkan kinerja keuangan pada kuartal III tahun 2020 dengan laba bersih Rp20,0 triliun. Laba turun 4,2 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar dengan Rp20,9 triliun.

Di sisi pendanaan, BCA berhasil mencatat kinerja yang solid pada sembilan bulan pertama 2020. CASA tumbuh 16,1 persen YoY, mencapai Rp596,6 triliun. BCA juga menghasilkan total dana pihak ketiga dengan pertumbuhan sebesar 14,3 persen YoY menjadi Rp780,7 triliun. Sementara itu, deposito berjangka meningkat sebesar 8,8 persen YoY mencapai Rp184,1 triliun.

Kemudian BCA mencatat pertumbuhan pendapatan bunga bersih sebesar 9,0 persen YoY menjadi Rp40,8 triliun selama sembilan bulan pertama tahun 2020, terutama ditopang oleh beban bunga yang rendah.

4. Industri perbankan dunia di tengah pandemik COVID-19

Ini Strategi BCA agar Tetap Gemilang di Tengah PandemikIlustrasi Infrastruktur (Pesawat) (IDN Times/Arief Rahmat)

Industri perbankan menjadi salah satu sektor yang paling terdampak parah oleh pandemik corona asal Wuhan, Tiongkok. Sejak wabah itu muncul pada Desember dan menyebar ke berbagai penjuru dunia, bank-bank besar dunia telah banyak yang terimbas.

Di mana efeknya membuat bank-bank tersebut perlu melakukan restrukturisasi besar-besaran yang di antaranya termasuk melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) dalam skala besar. Bank yang telah mengumumkan rencana melakukan PHK besar-besaran termasuk Deutsche Bank dan Commerzbank.

Dua lembaga keuangan swasta terbesar di Jerman itu telah mengumumkan rencana untuk mengurangi sekitar 28 ribu pekerja di seluruh dunia selama beberapa tahun ke depan karena krisis keuangan yang disebabkan oleh pandemik, sebagaimana dilaporkan DW pada Oktober lalu.

Baca Juga: Kuartal 3 Laba BCA Turun, Tapi Aset Tembus Seribu Trilliun 

Topik:

  • Anata Siregar
  • Umi Kalsum

Berita Terkini Lainnya