Perlukah Ibu Rumah Tangga Miliki Asuransi? Ini Jawabannya

Meski serba bisa, Ibu Rumah Tangga juga bisa jatuh sakit

Jakarta, IDN Times – Dalam keluarga, peran ibu rumah tangga tentunya sangat besar. Selain mengurus rumah, harus memiliki keahlian memasak, menjadi guru, merawat anggota keluarga hingga menjadi menteri keuangan di rumah.

Dengan tugas sebanyak itu, tentunya ibu rumah tangga atau seorang istri perlu memiliki asuransi agar selalu terlindungi.

Beberapa ibu rumah tangga beruntung karena suami mereka yang bekerja bisa mendapatkan fasilitas asuransi kesehatan dari tempat kerjanya, yang juga kadang menanggung istri dan anaknya.

Lantas, bagaimana jika fasilitas ini tidak ada? Simak tips dari Perencana Keuangan sekaligus Financial Educator Lifepal Aulia Akbar berikut ini:

Baca Juga: Permintaan Asuransi Millennial India Meroket gegara COVID

1. Risiko tetap ada

Perlukah Ibu Rumah Tangga Miliki Asuransi? Ini JawabannyaIlustrasi Keluarga. IDN Times/Mardya Shakti

Risiko akan jatuh sakit tentu saja ada, dan seperti yang telah disampaikan dalam riset Lifepal terpisah, biaya medis akan terus mengalami kenaikan seiring dengan berjalannya waktu.

Oleh karenanya, bisa akan sangat membebani apabila seorang ibu jatuh sakit dan harus menjalani rawat jalan sementara tidak memiliki jaminan kesehatan. Apalagi, di samping biaya berobat yang tidak murah, masih ada kebutuhan rumah tangga yang harus dipenuhi.

Keadaan darurat ini bahkan tidak jarang membuat orang harus mencairkan investasi atau aset jika biaya berobat di rumah sakit ternyata melampaui batas kemampuan. Oleh karenanya perlu untuk mempertimbangkan memiliki asuransi.

2. BPJS Kesehatan dan asuransi kesehatan

Perlukah Ibu Rumah Tangga Miliki Asuransi? Ini Jawabannyailustrasi keluarga (IDN Times/Mardya Shakti)

BPJS Kesehatan dan asuransi kesehatan sama-sama bisa membantu meringankan biaya pengobatan. Namun, mana yang lebih baik, BPJS Kesehatan atau asuransi kesehatan?

Menurut Aulia, keduanya bisa saling melengkapi. Masing-masing memiliki keunggulan yang berbeda-beda, namun tujuannya adalah satu yaitu untuk membantu mengamankan dari risiko finansial ketika kita jatuh sakit.

Ia menambahkan bahwa BPJS Kesehatan tidak mengenal pre-existing condition dan hampir semua penyakit bisa ditanggung di jaminan kesehatan itu. Namun untuk berobat ke dokter spesialis dengan BPJS Kesehatan, maka pasien harus mendapat rujukan dari dokter umum.

“Bila Anda memiliki budget terbatas, ada baiknya ibu rumah tangga (memiliki) asuransi rawat inap dan BPJS Kesehatan. Hal itu disebabkan biaya rawat inap yang mahal, sementara untuk rawat jalan, manfaatkan saja BPJS Kesehatan,” ujarnya.

Baca Juga: Berapa Uang Asuransi Jiwa yang Dibutuhkan Saat Pandemik COVID-19? 

3. Apakah butuh asuransi jiwa?

Perlukah Ibu Rumah Tangga Miliki Asuransi? Ini JawabannyaIlustrasi keluarga (IDN Times/Mardya Shakti)

Asuransi jiwa lebih ditujukan untuk pencari nafkah karena fungsinya adalah memitigasi risiko hilangnya pendapatan jika kepala keluarga kehilangan kemampuan untuk mencari nafkah, sebut saja karena kehilangan fungsi anggota tubuh maupun meninggal dunia.

Jika diperlukan asuransi tambahan, adalah asuransi penyakit kritis. Santunan tunai diberikan saat nasabah terdiagnosis salah satu dari beberapa jenis penyakit kritis yang ditanggung oleh polis.

Dari bentuknya, asuransi kritis dibagi menjadi dua yaitu asuransi penyakit kritis murni atau yang hanya berfokus pada asuransi penyakit kritis saja, dan satu lagi berbentuk rider atau pelengkap.

Jika asuransi kritis tersebut berbentuk rider, nasabah harus terlebih dahulu tergabung dalam polis asuransi kesehatan atau jiwa, sebagai asuransi utama sebelum membeli polis tambahan penyakit kritis.

“Itulah hal-hal yang harus diperhatikan terkait asuransi yang pas untuk ibu rumah tangga,” katanya.

Baca Juga: Berapa Uang Asuransi Jiwa yang Dibutuhkan Saat Pandemik COVID-19? 

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya