Kredit Bank Jago Meroket 695 Persen Sepanjang Semester-I 2021

Penyaluran kredit Bank Jago tembus Rp2,17 triliun

Jakarta, IDN Times - PT Bank Jago Tbk mencatatkan peningkatan dari sisi penyaluran kredit selama semester-I 2021. Hingga akhir Juni 2021, Bank Jago membukukan penyaluran kredit sebesar Rp2,17 triliun atau tumbuh 695 persen dari tahun lalu atau secara year on year (yoy).

Sementara itu, jika dihitung secara kuartalan atau quarter on quarter (qoq), kredit Bank Jago juga tumbuh 68 persen. Kredit tersebut pun meningkat 139 persen jika ditarik dari posisi akhir Desember 2020 (year to date/ytd).

"Dari sisi nominal memang belum besar karena kami baru memulai ekspansi setelah rights issue II pada April 2021. Namun demikian, kami tetap bersyukur, selama pandemik kami masih bisa mengoptimalkan fungsi intermediasi dengan tetap menjaga prinsip kehati-hatian," ujar Direktur Utama Bank Jago, Kharim Siregar, dalam Public Expose Live 2021 oleh Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (8/9/2021).

Baca Juga: Masuk Daftar Market Cap Terbesar, Ini Profil Bank Jago

1. Rasio kredit bermasalah ada di level 0 persen

Kredit Bank Jago Meroket 695 Persen Sepanjang Semester-I 2021Logo Bank Jago (Dok. Bank Jago)

Kharim menambahkan, Bank Jago sangat berhati-hati dalam penyaluran kreditnya. Hal itu membuat rasio kredit bermasalah alias non performing loan Bank Jago bisa dijaga pada level 0 persen.

"Dengan NPL sangat rendah, Bank Jago tidak perlu membentuk pencadangan dalam jumlah besar sehingga mampu menekan biaya kredit (cost of credit)," kata dia.

Pertumbuhan kredit yang terjadi sepanjang semester-I 2021 turut mengerek pendapatan bunga Bank Jago hingga mencapai 289 persen yoy. Kemudian, dengan beban bunga yang hanya meningkat 46 persen, perseroan mampu membukukan kenaikan pendapatan bunga bersih sebesar 423 persen menjadi Rp139 miliar.

Hal ini berdampak pada penurunan rasio cost to income dari 289 persen pada semester-I 2020 menjadi 129 persen pada semester-I 2021. Kondisi ini turut mendongkrak rasio net interest margin (NIM) dari 4,1 persen menjadi 5 persen pada kurun waktu yang sama.

2. Perolehan laba Bank Jago masih merugi

Kredit Bank Jago Meroket 695 Persen Sepanjang Semester-I 2021Ilustrasi rugi (IDN Times/Arief Rahmat)

Di sisi lain, Kharim memaparkan bahwa perolehan laba Bank Jago pada semester-I 2021 masih mencatatkan rugi bersih sebesar Rp47 miliar. Hal tersebut merupakan imbas dari adanya kenaikan biaya operasional (operating expense) untuk belanja modal investasi IT, pengembangan aplikasi, dan rekrutmen talenta baru.

Biaya operasional Bank Jago meningkat 135 persen menjadi Rp183 miliar akibat hal tersebut.

"Jadi, kinerja kami belum positif karena faktor investasi. Kami menilai hal tersebut sebagai sesuatu yang wajar dan masih sejalan dengan perencanaan awal. Investasi ini tentu akan bisa dinikmati hasilnya di masa mendatang," tutur Kharim.

Baca Juga: Saham Bank Jago Catat Rekor, Jerry Ng Orang Terkaya ke-5 di Indonesia

3. Kinerja Bank Jago terus membaik

Kredit Bank Jago Meroket 695 Persen Sepanjang Semester-I 2021Kartu debit Bank Jago (Dok. Jago)

Kendati demikian, Kharim mengklaim bahwa kinerja Bank Jago semakin membaik jika dihitung secara kuartal an. Pada kuartal-I 2021, bank dengan kode emiten ARTOS tersebut membukukan kerugian sebesar R38 miliar.

Adanya kenaikan kredit dan penempatan dana lebih dari hasil rights issue di instrumen produktif lainnya, kerugian dapat diperkecil menjadi Rp9 miliar pada kuartal I 2021.

"Data tersebut menunjukkan bahwa kinerja bank ini terus membaik dan semakin solid," kata Kharim.

Sementara itu, dari sisi aset, terdapat kenaikan yang signifikan sebesar 491 persen dari Rp1,7 triliun menjadi Rp 10 triliun. Adapun, ekuitas meningkat 538 persen dari Rp1,3 triliun menjadi Rp8,1 triliun.

Dari sisi perolehan dana pihak ketiga (DPK), Bank Jago juga turut mencatatkan pertumbuhan, yakni sebesar 326 persen menjadi Rp1,73 triliun yang mencerminkan tingginya kepercayaan publik terhadap bisnis model Bank Jago.

"Berbagai indikator keuangan menunjukkan Jago memiliki fundamental yang sangat kuat dan mampu menopang target untuk tumbuh secara berkelanjutan," ucap Kharim.

Baca Juga: 8 Alasan Kenapa Bank Jago Beneran Jago 

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya