Analisis Nisbah: Pengertian, Jenis dan Fungsinya

Penjelasan Apa itu Analisis Nisbah

Keuangan selalu menjadi hal yang penting untuk dicermati sepanjang waktu. Bukan hanya untuk kalangan pemerintah saja, pengelolaan keuangan yang baik dan tepat juga sangat dibutuhkan oleh para pelaku bisnis. 

Berbagai cara kerap dilakukan untuk mengawasi keuangan, salah satunya dengan menggunakan analisis nisbah yang sudah diterapkan sejak lama untuk berbagai kepentingan. Analisis nisbah dianggap menjadi salah satu cara yang paling efektif untuk melihat atau mengukur kondisi keuangan di dalam sebuah perusahaan.

Untuk lebih memahami apa itu analisis nisbah, simak tulisan di bawah ini.

Baca Juga: Kenapa Gerakan Stop Berita COVID Bisa Viral? Ini Analisis Drone Emprit

1. Pengertian analisis nisbah

Analisis Nisbah: Pengertian, Jenis dan FungsinyaIlustrasi mengetik (unsplash.com/Jealous Weekends)

Jika merujuk pada penjelasan yang dikeluarkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), analisis nisbah merupakan sebuah analisis yang dipakai untuk mengukur kinerja bank, di mana hal ini dilakukan dengan memakai rasio keuangan serta rasio-rasio lainnya, yakni rasio permodalan, rasio likuiditas, rasio aktiva, rasio rentabilitas, dan juga manajemen. 

Secara garis besar analisis nisbah dapat disimpulkan sebagai sebuah proses pengamatan yang berkaitan dengan akuntansi dalam sebuah laporan keuangan, seperti laporan neraca, laba rugi, dan juga arus kas pada sebuah perusahaan. Proses ini bertujuan untuk mengukur kinerja keuangan di dalam sebuah perusahaan. 

Analisis nisbah dilakukan untuk mendapatkan gambaran informasi terkait kondisi keuangan serta kinerja perusahaan, di mana hasil analisis ini bisa dipakai menjadi salah satu pertimbangan untuk mengambil keputusan. Jika melihat fungsinya, sangat penting bagi pebisnis untuk memahami analisis nisbah ini secara mendalam. 

Baca Juga: Ketua DPR Minta TNI Analisis Penyebab Insiden KRI Nanggala-402

2. Pihak yang menerapkan rasio keuangan

Analisis Nisbah: Pengertian, Jenis dan FungsinyaUnsplash/Carlos Muza

Ada dua pihak yang berkepentingan dalam menerapkan rasio keuangan di dalam perusahaan, yakni: 

1. Investor
Investor adalah orang yang menanamkan modalnya atau melakukan investasi di dalam perusahaan. Investor akan memakai rasio keuangan perusahaan ini untuk melihat kondisi perusahaan secara lebih detail, sebelum akhirnya mengambil keputusan untuk melakukan investasi di perusahaan tersebut. 

Investor tentu harus memastikan apakah perusahaan tersebut “sehat” dan bisa mendatangkan keuntungan di masa yang akan datang. Hal ini biasanya dilakukan dengan cara membandingkan rasio keuangan antara beberapa perusahaan sekaligus. 

2. Manajemen perusahaan
Rasio keuangan juga dibutuhkan oleh manajemen perusahaan itu sendiri. Rasio ini akan digunakan untuk menilai kinerja perusahaan dan mengevaluasinya, sehingga perusahaan bisa memiliki kinerja yang lebih baik di masa depan. 

3. Jenis analisis rasio perusahaan

Analisis Nisbah: Pengertian, Jenis dan FungsinyaLeskompi

Di dalam melakukan analisa keuangan, rasio yang digunakan tidak hanya satu saja. Hal ini tentu masuk akal, sebab ada banyak komponen yang dijadikan sebagai tolak ukur dalam analisa tersebut.

Jika merujuk pada buku Keuangan dan Akuntansi (2007:104), terdapat lima rasio keuangan yang lazim digunakan. Berikut ini adalah lima rasio keuangan yang biasanya dipakai untuk melakukan analisis: 

1. Rasio likuiditas (liquidity ratio)
Rasio likuiditas merupakan rasio yang dipakai untuk menilai kemampuan likuiditas sebuah peruahaan untuk jangka pendek. Hal ini dilakukan dengan cara membandingkan aktiva lancar dengan hutang lancar yang dimiliki oleh perusahaan. 

Rasio likuiditas juga menjadi salah satu yang paling sering digunakan sebagai pertimbangan utama dalam mengambil keputusan, terutama oleh investor. 

2. Rasio perputaran persediaan (inventory turnover ratio)
Rasio yang satu ini merupakan rasio yang dipakai untuk menilai aktivitas (likuiditas) sebuah perusahaan dengan cara mengukur aktivitas atau likuiditas perusahaan dengan cara melihat ketersediaan barang yang dimiliki perusahaan.

Rasio ini juga dapat menjadi tolak ukur penilaian efisiensi perusahaan, apakah perusahaan sudah menggunakan semua aktivanya dalam menghasilkan penjualan.  

3. Rasio aktivitas (activity ratio)
Rasio ini merupakan gambaran yang menunjukkan nilai efektivitas perusahaan dalam menggunakan aktivanya. Berbagai penggunaan dan penempatan aktiva akan bisa terlihat jelas dengan rasio yang satu ini.

4. Rasio profitabilitas dan rentabilitas (profitability ratio)
Rasio ini merupakan perbandingan antara jumlah keuntungan perusahaan dengan penjualan atau nilai aktiva yang dimilikinya. Rasio ini bisa digunakan untuk menghitung potensi keuntungan perusahaan di masa yang akan datang. 

5. Rasio investasi (investment ratio)
Rasio investasi adalah rasio yang dipakai untuk menilai kemampuan perusahaan mengembalikan atau memberikan sejumlah imbalan kepada investor (pemegang saham) perusahaan itu sendiri. Khusus untuk para investor yang berasal dari pasar modal, imbalan ini biasanya akan dibayarkan secara berkala (dalam kurun waktu tertentu).

Rasio investasi bisa memberikan kejelasan kepada para pemegang saham, di mana rasio ini dipakai sebagai indikator yang menunjukkan kinerja perusahaan melalui sekuritas saham tersebut di dalam pasar modal. Hal ini tentu dilakukan dengan tetap menjadikan laporan keuangan sebagai sumber informasinya.

Baca Juga: Analisis Teknis Saham: Pengertian, Perbedaan, dan Kesimpulan

Melakukan analisis tentu menjadi salah satu hal penting yang dibutuhkan dalam dunia bisnis maupun investasi. Di antara banyak cara, analisis nisbah menjadi yang paling lazim dipakai untuk urusan yang satu ini.

Bukan hanya melihat kondisi perusahaan di masa sekarang saja, analisis nisbah juga bisa dipakai untuk melihat potensi keuntungan dan masa depan perusahaan itu sendiri.

Topik:

  • Rinda Faradilla
  • Wendy Novianto
  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya