IHSG: Pengertian dan Perhitungannya

Penjelasan apa itu IHSG

Tahukah kamu apa itu IHSG? Bagi kamu yang mulai berinvestasi saham atau bermain saham, tentu nama ini sudah tidak asing. IHSG merupakan singkatan dari Indeks Harga Saham Gabungan yang dalam bahasa Inggris disebut Indonesia Composite Index atau ICI.

Untuk memahami secara lebih dalam mengenai IHSG, mari simak penjelasan lengkapnya di bawah ini. 

Baca Juga: IHSG Tancap Gas di Pembukaan, 7 Saham Menguat

1. Mengenal IHSG

IHSG: Pengertian dan PerhitungannyaANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra

IHSG yang merupakan salah satu indeks pasar saham yang digunakan oleh Bursa Efek Indonesia (pada saat itu Bursa Efek Jakarta atau BEJ). Pada 1 April 1983 diperkenalkan pertama kali sebagai indikator pergerakan saham di BEJ.

IHSG digunakan untuk mengetahui perkembangan dan situasi umum pasar modal, bukan situasi perusahaan tertentu. Indeks ini mencakup pergerakan harga seluruh saham biasa dan saham preferen yang tercatat di BEI.

Bursa Efek Indonesia berwenang mengeluarkan atau tidak memasukkan satu atau beberapa perusahaan tercatat dari perhitungan IHSG, agar IHSG dapat menggambarkan keadaan pasar yang wajar.

Perubahan harga saham perusahaan tercatat tersebut berpotensi mempengaruhi kewajaran pergerakan IHSG. Pertimbangannya antara lain, jumlah saham perusahaan tercatat tersebut yang dimiliki oleh publik (free float) relatif kecil sementara kapitalisasi pasarnya cukup besar.

Baca Juga: IHSG Dibuka Melemah, 12 Saham Ini Justru Tetap di Zona Hijau

2. Perhitungan IHSG

IHSG: Pengertian dan PerhitungannyaIlustrasi aplikasi perdagangan saham. (Pixabay.com/Firmbee)

Jumlah nilai pasar dari total saham yang tercatat pada 10 Agustus 1982, merupakan dasar perhitungan IHSG. Jumlah nilai pasar yaitu total perkalian setiap saham tercatat (kecuali untuk perusahaan yang berada dalam program restrukturisasi) dengan harga di BEJ pada hari tersebut.

Perhitungan indeks merepresentasikan pergerakan harga saham di pasar/bursa yang terjadi melalui sistem perdagangan lelang.

Nilai dasar akan disesuaikan secara cepat bila terjadi perubahan modal emiten atau terdapat faktor lain yang tidak terkait dengan harga saham. Penyesuaian akan dilakukan bila ada tambahan emiten baru, partial/company listing, HMETD (right issue), waran dan obligasi konversi demikian juga delisting.

Saat terjadi stock split, dividen saham atau saham bonus, nilai dasar tidak disesuaikan karena nilai pasar tidak terpengaruh. Harga saham yang digunakan dalam menghitung IHSG merupakan harga saham di pasar reguler yang didasarkan pada harga yang terjadi berdasarkan sistem lelang.

Dengan naiknya IHSG, belum tentu seluruh jenis saham mengalami kenaikan harga, namun hanya sebagian yang mengalami kenaikan, sedangkan sebagian lagi mengalami penurunan. Begitupun juga, turunnya IHSG bisa diartikan bahwa sebagian saham mengalami penurunan dan sebagian lagi mengalami kenaikan.

Jika suatu saham naik, berarti saham tersebut mempunyai korelasi positif dengan kenaikan IHSG. Jika suatu jenis saham naik harganya tetapi IHSG turun, maka berarti saham tersebut berkolerasi negatif dengan IHSG.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Indonesia dihitung oleh Bursa Efek Indonesia, tetapi bekerja sama dengan lembaga yang ditonjolkan seperti indeks kompas 100 berisi 100 saham di bursa. Bursa menghitung indeks untuk seluruh saham yang diperdagangkan di bursa yang dikenal dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) serta untuk 45 saham yang likuid dan berkapitalisasi besar yang dikenal dengan LQ 45.

Namun, ada juga perusahaan swasta yang menghitung untuk kepentingan sendiri dan publik seperti indeks BUMN dan indeks 50 saham terkecil yang dihitung oleh PT Finansial Bisnis Informasi.

Baca Juga: 5 Saham Meroket meski IHSG Anjlok di Penutupan

3. Indeks harga saham gabungan tertimbang

IHSG: Pengertian dan PerhitungannyaANTARA FOTO/Puspa Perwitasari

Di dalam memengaruhi situasi pasar, tentu saja berbeda antara saham yang satu dengan yang lain. Apabila sesuatu pada saham tersebut, maka seluruh harga saham (pasar) akan terpengaruh, artinya ada saham yang mempunyai pengaruh yang sangat besar.

Sebaliknya, ada saham yang tidak memiliki pengaruh sama sekali terhadap pasar. Jadi, kejadian yang menimpa saham tersebut hanya akan berpengaruh pada saham itu sendiri, yang ditandai dengan perubahan indeks harga saham individu.

Besar kecilnya pengaruh itulah yang menjadi dasar pemberian bobot pada perhitungan IHSG tertimbang. Akan diberi bobot besar, bagi saham yang sangat berperan dalam memengaruhi pasar. Untuk saham, pembobotan yang digunakan lazimnya adalah jumlah saham yang didaftarkan oleh emiten.

Demikian pula yang berlaku di pasar modal Indonesia. Jadi, peran emiten dalam menentukan IHSG ditentukan oleh besar kecilnya jumlah saham yang didaftarkan.

Semakin banyak saham yang didaftarkan, semakin penting perusahaan tersebut dan semakin besar bobotnnya dalam menmbentuk IHSG. Artinya, jika terjadi perubahan pada perusahaan yang mempunyai bobot besar itu, maka IHSG akan berpengaruh.

Karena perubahan harga pasar yang terjadi setiap hari dan adanya saham tambahan, maka IHSG berubah setiap hari. Perubahan harga saham individu di pasar terjadi karena faktor permintaan dan penawaran.

Terdapat berbagai variabel yang mempengaruhi permintaan dan penawaran. Pertama, pengaruh yang sifatnya rasional mencakup kinerja perusahaan, tingkat inflasi, tingkat pertumbuhan, tingkat bunga, kurs valuta asing, atau indeks harga saham dari negara lain. Kedua, pengaruh yang irasional yang mencakup rumor di pasar, bisikan teman, mengikuti mimpi, atau permainan harga.

Pada umumnya, kenaikan harga atau penurunan harga dapat terjadi secara bersama-sama. Jika harga terus naik, maka akan diikuti dengan penurunan harga pada periode berikutnya.

Demikianlah penjelasan mendasar mengenai IHSG dan bagaimana sistem penghitungannya. Bagi kamu yang baru akan terjun di investasi saham, kamu perlu memantau pergerakan IHSG setiap harinya. Semoga tulisan ini memberikan gambaran awal mengenai IHSG.

Topik:

  • Rinda Faradilla
  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya