Insentif: Pengertian, Jenis dan Konteksnya

Penjelasan apa itu insentif

Istilah insentif mungkin sering kamu dengar dalam kehidupan sehari-hari. Tapi tahukah kamu apa itu insentif?

Untuk tahu pengertian dan konteksnya, kamu bisa menemukan jawabannya pada ulasan di bawah ini. Baca sampai selesai yuk.

Baca Juga: Gaji Kurir Shopee 2023, Lengkap dengan Insentif dan Sistem Kerjanya

1. Memahami Insentif

Insentif: Pengertian, Jenis dan KonteksnyaIlustrasi uang kertas (unsplash.com/Chiara Daneluzzi)

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) telah dijelaskan bahwa insentif adalah tambahan penghasilan (uang, barang, dan sebagainya) yang diberikan untuk meningkatkan gairah kerja.

Kata insentif juga telah didefinisikan oleh banyak ahli. 

  • Nitisemto, intensif didefinisikan sebagai penghasilan tambahan bagi karyawan yang telah berhasil memberikan prestasi sesuai dengan yang telah ditetapkan. 
  • Adam dan Hicks menjelaskan bahwa insentif merupakan semua bentuk imbalan dan hukuman (punishments) yang diterima sebagai konsekuensi dari organisasi tempat mereka bekerja, institusi yang mereka operasionalkan, dan intervensi-intervensi yang mereka lakukan oleh para pemberi layanan (providers)
  • Andrew F. Sikula menerangkan bahwa insentif merupakan sesuatu yang mendorong atau mempunyai kecenderungan untuk merangsang suatu kegiatan, juga motif-motif dan imbalan-imbalan yang dibentuk untuk memperbaiki produksi. 
  • Pangabean menjelaskan bahwa insentif yaitu kompensasi yang mengaitkan gaji dengan produktivitas. Merupakan penghargaan yang diberikan kepada mereka yang dapat bekerja melampaui standar yang telah ditentukan. Penghargaan ini dalam bentuk uang.
  • Heidjrachman mendefinisikan insentif sebagai pengupahan yang dimaksudkan untuk memberikan upah/gaji yang berbeda karena prestasi kerja yang berbeda. Jadi pemberian ini dilatarbelakangi oleh berbagai tujuan. 

Berbagai tujuan insentif misalnya adalah untuk meningkatkan motivasi karyawan dalam mencapai tujuan-tujuan organisasi dengan menawarkan perangsang finansial yang melebihi upah dan gaji dasar, atau  untuk meningkatkan produktivitas kerja individu maupun kelompok.

Dari berbagai pendapat para ahli tersebut dapat didefinisikan bahwa insentif merupakan kompensasi khusus yang diberikan perusahaan atau seseorang kepada karyawan di luar gaji atau upah utamanya.

Umumnya pemberian insentif ini bertujuan untuk membantu memotivasi atau mendorong karyawan tersebut lebih giat dalam bekerja dan berusaha untuk terus memperbaiki prestasi kerja di perusahaan.

Jumlah dari insentif biasanya disesuaikan dengan prestasi atau pencapaian dari karyawan tersebut.

Baca Juga: Menko Airlangga: Tak Semua Mobil Listrik Bakal Dapat Insentif

2. Jenis-jenis Insentif

Insentif: Pengertian, Jenis dan Konteksnyailustrasi uang (Pexels.com/cottonbro)

Menurut CHR. Jimmy L. Gaol. (2014), insentif terbagi atas beberapa jenis yaitu sebagai berikut.

  • Insentif finansial merupakan komisi yang dihitung berdasarkan penjualan yang melebihi standar atau pembayaran yang ditangguhkan, biasaya berbentuk bonus.
  • Insentif nonfinansial merupakan insentif bukan uang yang tersedia, misalnya pendidikan, latihan, hiburan, pujian, terjaminnya tempat kerja, terjaminnya komunikasi yang baik antara atasan dan bawahan.
  • Insentif sosial yaitu lebih kepada keadaan dan sikap dari para rekan kerja.

Baca Juga: Insentif Mobil Listrik Bukan Dalam Bentuk Uang, Jadinya Apa?

3. Insentif dalam konteks ekonomi

Insentif: Pengertian, Jenis dan KonteksnyaUnsplash/Christian Dubovan

Fokus dari analisis ekonomi insentif adalah pada sistem yang mendikte insentif yang dibutuhkan agen agar mencapai hasil yang diinginkan.

Saat sebuah perusahaan ingin karyawannya menghasilkan sejumlah output tertentu, maka perusahaan harus siap menawarkan skema kompensasi seperti bonus moneter untuk mempengaruhi karyawan mencapai target output.

Harus tercapai dua tujuan dari kompensasi, yaitu sebagai berikut.

  • Kemampuannya untuk menarik pekerja ke pekerjaan dan mampu mempertahankan mereka.
  • Kemampuannya untuk memberi insentif kepada pekerja untuk menghasilkan output karena pekerja yang tidak berproduksi tidak menghasilkan keuntungan apa pun bagi perusahaan.

Peningkatan permintaan adalah cerminan dari kenaikan varians gaji di seluruh pekerjaan. Hal ini bertujuan untuk pekerja yang sangat produktif, sehingga mempengaruhi kompensasi untuk beralih ke pembayaran untuk kinerja.

Untuk menerapkan perilaku produktif, perusahaan menggunakan berbagai metode. Beberapa metode ini berbasis komisi. Dimana karyawan misalnya seorang tenaga penjualan menerima pembayaran yang berkorelasi langsung dengan tingkat output mereka.

Metode lain kurang langsung, misalnya menawarkan kemungkinan promosi ke posisi bergaji lebih tinggi, memberikan bonus berkala kepada yang berkinerja terbaik atau pembagian keuntungan untuk proyek tim.

Perusahaan juga dapat memberi insentif sebagai alternatif kepada karyawan mereka untuk bekerja dengan mengancam akan menurunkan atau memberhentikan mereka.

Untuk mendorong pekerja untuk beroperasi dalam kepentingan terbaik perusahaan dan mengajukan tingkat output tertentu yang memaksimalkan keuntungan perusahaan, maka perusahaan harus merancang rencana kompensasi.

Namun, karena tidak selalu sejalan dan asimetris informasi antara kepentingan pekerja dan pemberi kerja, dimana salah satu (pekerja atau majikan) tidak mengetahui beberapa fakta yang relevan tentang yang lain, membuat rencana kompensasi sulit dibuat.

Dalam hal ini, digunakan teori principal-agent sebagai kerangka panduan ketika menyelaraskan insentif dengan upaya karyawan untuk mendapatkan tingkat output yang efisien bagi perusahaan.

Kerja tim juga akan menjadi insentif bagi perusahaan. Ketika karyawan menghadapi masalah yang sulit, perusahaan secara efektif mendorong kinerja karyawan dengan membentuk tim untuk berkomunikasi dan berkolaborasi satu sama lain.

Secara khusus, hal ini akan memberi efek insentif perusahaan mencapai kinerja yang baik, ketika kemampuan karyawan membentuk bentuk pelengkap.

Namun sebaliknya, insentif kerja tim akan memiliki efek negatif tertentu pada produksi perusahaan ketika karyawan terlalu bergantung pada hasil tim.

Di sisi lain, insentif juga memiliki efek positif pada pendidikan. Misalnya, peserta didik mungkin meremehkan kemampuan belajar mereka sendiri.

Dengan insentif tidak hanya membuat guru atau orang tua lebih memperhatikan kemampuan siswa, tetapi juga mendorong siswa untuk membawa hasil belajar yang baik. Namun, perlu dicatat bahwa insentif moneter mungkin tidak positif.

Mungkin ada pendidikan suap dalam insentif moneter, dan insentif moneter ini sering bertentangan dengan moralitas.

Topik:

  • Rinda Faradilla
  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya