Pemilu Amerika Serikat: Pasar Saham Terjun Bebas Menyusul Hasil Sementara yang Mengunggulkan Trump

Kepanikan di mana-mana...

Panik adalah kata yang tepat. Dari hasil penghitungan suara sementara Pemilu Presiden Amerika Serikat, warna merah (baca: Donald Trump) semakin mendominasi. Negara-negara bagian yang berisi swing voters (pemilih yang belum menentukan pilihan -red) saat ini masih menjadi medan perang diantara keduanya dengan Trump menang di Ohio, sedangkan Clinton unggul di Virginia.

Sementara negara swing voters lain yakni Florida, Pennsylvania dan North Carolina masih melakukan penghitungan suara yang sejauh ini memperlihatkan keunggulan Trump. Kepanikan tidak hanya terjadi di media sosial. Pasar saham di Asia Pasifik pun terjun bebas menyusul perkembangan ini.

Baca Juga: Pemilu Amerika Serikat: Mayoritas Pemilih Pesimistis Terhadap Kedua Capres

Respon dunia finansial terhadap keunggulan sementara Trump sangat negatif.

Pemilu Amerika Serikat: Pasar Saham Terjun Bebas Menyusul Hasil Sementara yang Mengunggulkan Trumptwitter.com/jilltreanor

Sejak kurang lebih satu jam yang lalu, pasar saham di beberapa negara Asia Pasifik anjlok dengan cepat. Dolar Australia yang setahun belakangan ini mulai membaik, terpaksa kembali mengalami penurunan sebesar 1,41% sedangkan pasar saham mengalami kerugian sebesar 4% sejauh ini. Bank investasi Australia seperti Macquarie Group turun 3,8%, raksasa asuransi lokal QBE turun 3,6%, kemudian bank terbesar Australia, the Commonwealth, terjun bebas lebih dari 3%.

Bukan hanya Australia, potensi yang cukup besar untuk kemenangan Trump sebagai Presiden ke-45 Amerika Serikat juga membuat pasar saham di Jepang dan Hong Kong panik. Indeks Nikkei Jepang menunjukkan penurunan sebesar 2,5% sedangkan ASX turun sebesar 1.63%. Hang Seng yang berpusat di Hong Kong mengalami penurunan lebih parah, yakni sebesar 2,57%. Sejak pembukaan tadi pagi, Dow Jones kehilangan 700 poin atau lebih dari 3%, sementara FTSE terbilang mengalami penurunan paling parah, yaitu sebesar 3,5%. Selain itu, perkembangan terakhir menunjukkan mata uang Peso anjlok hingga 10%.

Pelaku usaha di Indonesia sendiri berharap bahwa Hillary Clinton akan memenangkan pilpres AS kali ini. Direktur Utama Ciptadana Sekuritas, Ferry Tanja, menjelaskan bahwa pasar Indonesia mengikuti pasar luar yang berarti apapun yang terjadi di pasar saham luar negeri, akan berimbas terhadap pasar di Indonesia.

Baca Juga: Hillary Clinton dan Donald Trump Menginspirasi 8 Seni Jalanan Keren Ini

Topik:

Berita Terkini Lainnya