3 Faktor yang Membentuk Kekayaan Gen Z di Masa Depan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Ada beberapa faktor yang bakal memengaruhi Generasi Z (Gen Z) dalam mencapai kekayaan di masa depan. Setidaknya sejumlah faktor telah berperan dalam kemampuan generasi ini untuk membangun dan mengembangkan kekayaan mereka.
Dilansir Fortune, kombinasi dari kontraksi ekonomi, inflasi yang melambung tinggi, melonjaknya biaya pendidikan, dan upah yang stagnan telah menciptakan hambatan yang signifikan untuk membangun kekayaan generasi yang lahir antara 1997 dan 2012 ini.
Baca Juga: 4 Tips Perencanaan Keuangan Ini Gak Mesti Kamu Ikuti, Kok Gitu?
1. Gen Z masih baru di dunia kerja
Banyak Gen Z yang berusia lebih muda. Setengah dari generasi ini masih berusia di bawah 18 tahun, dua pertiganya masih dalam usia sekolah atau kuliah, dan hanya seperempat dari Gen Z yang sudah memasuki usia kerja.
Bahkan bagi mereka yang sudah bekerja, kemungkinan besar mereka masih dalam tahap awal dalam meniti karier profesional dan mendapatkan gaji tingkat pemula.
Penasihat keuangan UBS yang berbasis di Pasadena, Richard Bertain mengatakan, Generasi Milenial dan Gen Z lebih awal berada dalam fase menghasilkan, menabung, dan mengumpulkan.
"Tabungan tampaknya masih sedikit dan kebiasaan menabung, dalam banyak hal, belum menjadi kebiasaan," sebutnya.
Baca Juga: 4 Tips Membangun Bisnis di Usia Muda ala Founder Skin Game
2. Resesi besar menentukan cara pengelolaan keuangan Gen Z
Meskipun Gen Z tertua masih berusia pra-remaja selama resesi 2007-2009, banyak yang mungkin masih ingat menyaksikan kakak-kakak mereka berjuang mencari pekerjaan sambil melunasi pinjaman yang besar.
Hasilnya, penelitian menunjukkan bahwa meskipun Gen Z menabung lebih sedikit untuk masa pensiun dibandingkan dengan generasi yang lebih tua, mereka menabung dalam porsi yang lebih besar dari pendapatan mereka.
Gen Z menyisihkan rata-rata 20 persen dari pendapatan mereka untuk masa pensiun, dibandingkan dengan kontribusi rata-rata 15 persen dari Generasi Milenial.
Namun, dalam hal menetapkan tujuan keuangan, Gen Z yang masih bekerja dan belum menikah serta belum berkeluarga cenderung memprioritaskan tujuan-tujuan yang lebih mendesak, seperti membayar kartu kredit hingga mengumpulkan dana darurat daripada menabung untuk masa pensiun.
3. Pandemik COVID-19 diperkirakan akan memberi dampak jangka panjang
Bagi banyak Gen Z, pandemik merupakan krisis ekonomi besar kedua dalam hidup mereka yang masih menimbulkan kekacauan pada keuangan pribadi mereka, dan dampaknya masih belum terlihat.
Sebuah laporan dari Georgetown University menemukan bahwa 25 persen Gen Z dewasa dengan usia 18-23 tahun, yang sudah memiliki tabungan sebelum pandemik, melaporkan telah menghabiskan tabungan mereka atau menunda menabung atau melunasi utang sejak pandemik melanda.