Perbedaan Upselling dan Cross-selling Beserta Contohnya

Mana yang cocok untuk strategi bisnis kamu?

Jakarta, IDN Times - Upselling dan cross-selling adalah dua teknik pemasaran yang sudah umum dipraktikkan oleh pelaku bisnis. Strategi ini sangat efektif dalam mendorong pelanggan membeli lebih banyak produk atau membeli produk yang lebih baik.

Upselling adalah strategi membujuk calon pelanggan untuk membeli produk serupa dengan spesifikasi dan fitur yang lebih tinggi, ketimbang memilih produk awal.

Sementara dalam cross-selling, penjual mendorong calon pembeli untuk membeli produk awal terlebih dahulu. Setelah pelanggan selesai memilih, penjual merekomendasikan produk pelengkap atau tambahan kepada pembeli yang memiliki nilai tambah bagi pelanggan.

Hal tersebut tidak hanya menambah pendapatan penjualan yang ada tetapi juga memberikan nilai kepada pelanggan. Nah, dilansir Key Differences, berikut perbedaan upselling dan cross-selling!

Baca Juga: Jangan Berhenti Nabung! Kamu Bisa Dapat Gadget-Gadget Keren Ini

1. Definisi upselling

Perbedaan Upselling dan Cross-selling Beserta Contohnyailustrasi berjualan online (pexels.com/Kampus Production)

Upselling dapat dipahami sebagai strategi merayu pelanggan untuk membeli produk kelas atas dan premium yang disertai dengan beberapa fitur tambahan, daripada yang sebenarnya ingin mereka beli, sehingga dapat meningkatkan nilai total penjualan.

Dapat dikatakan dalam upselling, penjual bertujuan menjual barang yang lebih menguntungkan kepada pelanggan atau memberikan versi terbaru atau lebih baik. Tujuannya, membuat penjualan yang lebih besar. Teknik ini berguna ketika probabilitas untuk membelinya adalah yang tertinggi.

Teknik ini melibatkan edukasi pelanggan, mengomunikasikan manfaat, menyoroti perbedaan, dan memberikan diskon, untuk menarik perhatian mereka.

Dalam upselling, penjual sering membandingkan produk utama dengan produk premium untuk menunjukkan fitur dan spesifikasi tambahan kepada pelanggan, yang meningkatkan harga pembelian yang sebenarnya.

Baca Juga: 5 Istilah Dunia Kerja yang Umum Dipakai pada Rantai Penjualan

2. Definisi cross-selling

Perbedaan Upselling dan Cross-selling Beserta Contohnyailustrasi berjualan online (pexels.com/RonLach)

Cross-selling adalah metode penjualan untuk membujuk pelanggan membeli produk tambahan yang merupakan pelengkap, atau terkait dengan produk utama, berdasarkan minat pelanggan dan pembelian salah satu produk perusahaan.

Hal itu tidak hanya melengkapi rangkaian produk, tetapi juga membantu dalam mendapatkan nilai maksimum dari produk awal yang dibeli. Tujuannya, meyakinkan pelanggan agar mengeluarkan biaya lebih banyak dengan membeli barang tambahan.

Dengan kata lain, cross-selling adalah merekomendasikan produk lain yang relevan bagi pelanggan. Untuk ini, penjual secara logis mengidentifikasi pasangan produk terbaik, yang mungkin dapat dijual.

Baca Juga: 15 Cara Follow-up Customer yang Bisa Dongkrak Penjualan, Mau Buktiin? 

3. Contoh upselling dan cross-selling

Perbedaan Upselling dan Cross-selling Beserta ContohnyaUnsplash/Ananthu Ganesh

Contoh upselling:

Kamu mungkin pernah memperhatikan bahwa ketika kamu pergi untuk membeli handset, penjual menunjukkan versi yang lebih baik dari handset tersebut. Penjual lalu menjelaskan kepada kamu fitur-fitur tambahan, yang tidak ditemukan di handset, yang hendak kamu beli. Teknik penjualan ini dikenal sebagai upselling.

Contoh cross-selling:

Misalnya, kamu pergi untuk membeli laptop, penjual sering kali mencoba meyakinkan kamu untuk membeli mouse dengan laptop tersebut. Ini disebut sebagai cross-selling.

Topik:

  • Dheri Agriesta

Berita Terkini Lainnya