Kredit BRI Capai Rp1.139,08 Triliun, Ini Faktor Penopangnya

BRI jalankan strategi soft-landing

Jakarta, IDN Times - Direktur Utama BRI Sunarso menyebut hingga akhir Desember, total kredit dan pembiayaan BRI Group mencapai Rp1.139,08 triliun. Capaian ini tercatat meningkat dibandingkan kuartal III yang mencapai Rp1.111,48 triliun.

Secara khusus, portofolio kredit Mikro BRI tumbuh double digit sebesar 13,9 persen year on year (yoy). Hal ini menjadikan proporsi kredit UMKM dibandingkan total kredit BRI terus meningkat, menjadi sebesar 84,74 persen.

"BRI menjaga kualitas kredit melalui strategi tumbuh secara selektif dalam menentukan kelayakan usaha nasabah dan mempertimbangkan kondisi usaha nasabah, serta soft-landing strategy dengan menyiapkan pencadangan yang cukup untuk mengantisipasi risiko pemburukan kualitas kredit,"tuturnya dalam Konferensi Pers secara Virtual, Rabu (8/2/2023).

Baca Juga: Bos BRI Berharap Suku Bunga BI Gak Naik Jadi 7,5 Persen

1. Fungsi intermediasi BRI diimbangi manajemen risiko yang prudent

Kredit BRI Capai Rp1.139,08 Triliun, Ini Faktor PenopangnyaPemaparan kinerja BRI Kuartal IV 2022, Rabu (8/2/2023)

Menurut Suharso, data non-performing loan (NPL) BRI secara prudent tumbuh sebesar 2,67 persen. Bahkan BRI menyiapkan pencadangan lebih dari cukup, tercermin dari NPL Coverage tumbuh 305,73 persen. Angka ini meningkat dari NPL Coverage di akhir Desember 2021 sebesar 281,16 persen.

Alhasil pencadangan yang lebih dijadikan sebagai langkah antisipatif mitigasi risiko menghadapi ketidakpastian perekonomian global, kenaikan inflasi, kenaikan suku bunga dan potensi perlambatan pertumbuhan ekonomi.

"“BRI memiliki kemampuan dalam menyalurkan kredit dan pembiayaan juga didukung dengan kualitas yang memadai dan permodalan. Hal ini ditandai dengan loan to deposit ratio (LDR) berada di level 87,09 persen dan capital adequacy ratio (CAR) sebesar 25,54 persen,” katanya.

Baca Juga: Sepanjang 2022, Bank BRI Cetak Laba Bersih Rp51,40 Triliun

2. Kunci keberhasilan BRI

Kredit BRI Capai Rp1.139,08 Triliun, Ini Faktor PenopangnyaGedung Bank BRI (Dok. Bank BRI)

Lebih lanjut, Sunarso menyampaikan bahwa BRI berhasil dalam menjaga bottom line kinerja perusahaan, yakni BRI berhasil melakukan efisiensi utamanya melalui menekan biaya dana (cost of fund) melalui perbaikan funding structure peningkatan dana murah (CASA).

Hal ini tercermin dari efisiensi tersebut tercermin dari rasio BOPO, CER dan CIR yang membaik dibandingkan periode sama tahun lalu. BOPO tercatat 69,10 persen, semakin baik dibandingkan BOPO pada akhir 2021 sebesar 78,54 persen.

Rasio CER juga tercatat semakin membaik dari 50,25 persen di akhir 2021 menjadi 48,16 persen di akhir 2022 dan CIR semula 48,56 persen menjadi 47,38 persen, yang artinya semakin efisien.

"Di samping itu, membaiknya kualitas kredit yang disalurkan memberikan dampak positif terhadap efisiensi yang dilakukan oleh perseroan. Dampaknya, BRI berhasil menurunkan cost of credit dari 3,78 persen di akhir 2021 menjadi 2,55 persen pada akhir 2022,” jelasnya.

Faktor kedua yang memberikan kontribusi besar terhadap kinerja perseroan yakni pendapatan berbasis komisi atau fee based income yang tumbuh double digit yang merupakan buah dari transformasi digital.

Ketiga, Sunarso menjelaskan bahwa BRI terus mengoptimalkan upaya recovery. “Hal tersebut tercermin dari Recovery Rate BRI tahun 2022 yang mencapai sebesar 59,12 persen. Sehingga pendapatan recovery BRI pada akhir 2022 meningkat sebesar 33,59 persen year on year,” urainya.

“Pendapatan berbasis komisi memberikan kontribusi yang masif terhadap kinerja BRI secara keseluruhan. Dimana, pada akhir Desember 2022 BRI berhasil menghimpun pendapatan berbasis komisi senilai Rp18,80 triliun atau tumbuh 10,16 persen yoy, sehingga fee to income ratio mencapai 11,37 persen” imbuh Sunarso.

Baca Juga: Direktur BRI: Inovasi Kunci Keberhasilan Transformasi Digital BRI

3. 2022 BRI berhasil salurkan KUR Rp252,38 triliun

Kredit BRI Capai Rp1.139,08 Triliun, Ini Faktor PenopangnyaGedung BRI (Dok. Bank BRI)

Pada kesempatan yang sama, Direktur Bisnis Mikro BRI Supari menjelaskan bahwa sepanjang 2022, BRI telah berhasil menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) sesuai dengan breakdown atau alokasi yang ditetapkan Pemerintah yakni sebesar Rp252,38 triliun kepada 6,5 juta debitur.

“Pada 2023 ini, BRI akan terus berkomitmen untuk menyalurkan KUR sebagai upaya mendorong roda perekonomian grass root serta untuk mendukung penyediaan lapangan pekerjaan bagi masyarakat. BRI telah mendapatkan alokasi penyaluran KUR 2023 dari Pemerintah sebesar Rp270 triliun dan BRI optimis dapat mencapai target tersebut. Hal tersebut tak lepas dari kemampuan BRI dalam memproses dan mencairkan KUR dengan rata-rata Rp1 triliun per hari,” imbuhnya.

Terkait dengan KUR, Supari menjabarkan secara gamblang bahwa KUR adalah Kredit Usaha Rakyat, jadi KUR itu adalah Kredit, bukan bantuan atau hibah.

Adapun sumber dana KUR, 100 persen dari dana bank. Suku bunga KUR Mikro 16 persen, dari beban bunga 16 persen tersebut, Pemerintah memberi subsidi 10 persen kepada rakyat sehingga beban bunga yang dibayar rakyat hanya 6 persen. Jadi, yang dibantu subsidi adalah rakyat, bukan bank.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya