Rupiah Lesu ke Rp14.951, Imbas Plafon Utang AS Belum Deal

Pasar tunggu keputusan suku bunga acuan BI

Jakarta, IDN Times - Pergerakan nilai tukar atau kurs rupiah melemah ke level Rp14.951 per dolar AS pada pembukkan perdagangan, Kamis (25/5/2023) pagi.

Mata uang Garuda, tercatat melemah hingga 51 point atau 0,34 persen, dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan pada Rabu (24/5/2023) yang tercatat pada level Rp14.900 per dolar Amerika Serikat (AS). 

Baca Juga: Dikeroyok Sentimen Negatif, Rupiah Tergelincir ke Rp14.900 Sore Ini

1. Ada sejumlah faktor yang membuat rupiah melema

Analis Sinarmas Futures, Ariston Tjendra, mengatakan pergerakan rupiah masih berpotensi melemah terhadap dolar AS. Menurutnya, terdapat beberapa faktor yang menyebabkan dolar AS masih menguat di hari ini.

Pertama kekhawatiran soal kesepakatan batas utang AS yang belum tercapai. Padahal hari ini sudah mendekati batas akhir pembayaran utang AS. 

"Ini jadi pemicu penguatan dolar AS. Kemudian faktor pasar kemungkinan akan mengosolidasikan diri, dari aset berisiko ke aset aman dolar AS," ucapnya kepada IDN Times, Kamis (25/5/2023). 

2. The Fed masih akan naikkan suku bunga

Selain itu, sebagian pasar mulai berekspektasi The Fed kemungkinan masih akan menaikkan suku bunga acuannya, tidak lagi menahannya.

"Berdasarkan notulen rapat Bank Sentral AS yang dirilis dini hari tadi, tidak memperlihatkan keinginan untuk memangkas suku bunga acuan, tapi masih mempertahankan suku bunga tinggi atau bahkan menaikan lagi bila data inflasi menunjukkan kenaikan melebihi ekspektasi," ucapnya.

Baca Juga: Kenapa Dolar AS Menjadi Mata Uang Dunia? Ini Sejarahnya 

3. Pasar tunggu keputusan suku bunga BI

Ariston menyebut pasar juga menantikan keputusan BI dalam Rapat Dewan Gubernur, yang akan dilaksanakan pukul 14.00 WIB nanti. Namun sejauh ini, konsensus pasar memperkirakan BI masih akan mempertahankan suku bunga acuannya. 

Hal ini dilatarbelakangi oleh berbagai data perkembangan ekonomi dalam negeri yang masih menguat, termasuk pertumbuhan ekonomi hingga inflasi yang berangsur menurun.

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi bulan ke bulan pada April 2023 mencapai 0,33 persen.  Sementara itu inflasi year on year (yoy) sebesar 4,33 persen  dan tingkat inflasi year to date (ytd) April 2023 sebesar 1,01 persen.

"Hari ini, pasar juga menantikan keputusan BI dan sikap BI yang optimis terhadap perekonomian Indonesia bisa mendukung penguatan rupiah. Sehingga potensi pelemahan rupiah hari ini dikisaran Rp14.930 hingga Rp14.950  per dolar AS,  dengan potensi support di kisaran Rp14.860.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya