Ke Mana Modal East Ventures Berlabuh Tahun Ini? Simak Bocorannya 

East Ventures lanjutkan investasi pada sektor teknologi

Jakarta, IDN Times - Perusahaan modal ventura, East Ventures terus membuka peluang investasi di sektor teknologi. Operating Partner East Ventures, David F. Audy mengatakan investasi akan diarahkan pada bisnis-bisnis yang punya peluang untuk terus tumbuh.

"Tentunya modal itu akan mencari area-area yang memiliki peluang pertumbuhan yang baik. Iya, kita akan terus berinvestasi di sektor teknologi secara keseluruhan. Dan juga fokus pada sektor-sektor yang masih memiliki peluang potensi pertumbuhan yang lebih besar ke depannya. Kalau ditanya sektor yang mana, banyak sekali yang kita ingin diskusikan," kata David dalam konferensi pers peluncuran Laporan East Ventures Digital Competitiveness Index 2022 (EV-DCI) yang digelar virtual, Senin (7/3/2022).

Baca Juga: 10 Provinsi dengan Daya Saing Digital Tertinggi, DKI Nomor 1 

1. E-commerce masih berpotensi tumbuh di Indonesia

Ke Mana Modal East Ventures Berlabuh Tahun Ini? Simak Bocorannya Ilustrasi Belanja E-commerce (IDN Times/Arief Rahmat)

Jika dilihat dari potensinya, East Ventures menilai e-commerce masih punya peluang untuk terus tumbuh di Indonesia. Selain itu, pertumbuhan e-commerce juga bisa mendorong pertumbuhan subsektor teknologi lainnya.

"Selain e-commerce ada juga lokomotif-lokomotif lainnya, yang tadinya merupakan gerbong yang ditarik e-commerce. Contohnya misalnya dengan maraknya e-commerce, kan jadi ada payment digital, ride hailing, food delivery, logistik, dan lain-lain. Namun sektor-sektor ini juga sekarang sudah makin besar, sehingga bisa jadi lokomotif sendiri," ujar David.

2. Health tech punya potensi besar di Tanah Air

Ke Mana Modal East Ventures Berlabuh Tahun Ini? Simak Bocorannya ilustrasi check-up kesehatan (IDN Times/Aditya Pratama)

Selain itu, perusahaan teknologi kesehatan atau health tech juga dinilai masih berpotensi tumbuh di Indonesia, terutama health tech yang mengutamakan perawatan pencegahan penyakit. Sebab, 70 persen pengeluaran masyarakat Indonesia di bidang kesehatan adalah untuk pengobatan. Sementara itu, pengeluaran untuk perawatan pencegahan penyakit hanya 1-2 persen.

"Jadi masih sedikit sekali yang kami lihat di sektor health tech, terutama pencegahan ini. Dan salah satu bidang pencegahan adalah deteksi dini. DNA screening, unifikasi data, daripada kita punya hasil indikator kesehatan," ujar dia.

Baca Juga: 3 Tips Jadi Investor Pasar Modal yang Cerdas dari BEI

3. Butuh inklusi digital buat suntik modal di wilayah luar Jabodetabek

Ke Mana Modal East Ventures Berlabuh Tahun Ini? Simak Bocorannya Ilustrasi Transaksi Digital. (IDN Times/Aditya Pratama)

Dilihat dari wilayah, David mengatakan pihaknya tentu akan mengucurkan modal pada wilayah-wilayah yang memiliki infrastruktur digital, terutama internet yang baik. Selain itu, dibutuhkan juga inklusi digital atau keuangan digital.

"Kuncinya inklusivitas dulu. Jadi kasih dulu akses digitalnya, spending TIK, infrastruktur digital, internetnya juga harus cepat, jangan lambat. Kasih dulu inclusion, kemudian disusul dengan literasi. Kalau ada inklusi, otomatis orang itu akan cari cara sendiri," tutur David.

Setelah itu, diperlukan juga literasi keuangan digital agar masyarakat bisa memanfaatkan kemajuan teknologi digital dengan baik.

"Literasi keuangan digital juga harus, karena kalau enggak, risikonya bisa banyak orang tertipu, penipuan, kalau literasi keuangan digitalnya rendah. Kayak sekarang ini, lagi banyak crazy rich, crazy rich, pasti banyak korban. Jadi pertama inklusi, lalu disusul literasi keuangan digital," ujar David.

Baca Juga: Yordania Siap Bentuk Joint Venture dengan Perusahaan Indonesia

Topik:

  • Hana Adi Perdana

Berita Terkini Lainnya