[PUISI] Jarum Merah

Jarum merah berhenti berputar

Sedikit berbeda dengan yang sebelumnya

Membuat rasa yang sangat rapuh dengan berkata tidak

Yang awal dari semua kunci

Melewatkan dia yang jujur berucap

 

Aku mendekat menyambut sama seperti dulu

Mencoba merasakan kembali getir yang ingin ku rasa

Hingga semua berbuah petaka diri

Yang harus tetap bersembunyi di balik kata

 

Halang rindu yang seolah hilang oleh kata

Yang akhirnya kembali seperti dulu

Membuat aku terjebak oleh dosa

Kau tersenyum oleh rasa

 

Terus berjalan hilang dan kembali

Enyahlah aku dari hidupmu

Yang membuat aku berkata tidak iya

Mungkin guna menggali rasa mu

 

Lalu lupa dan mengalir seadanya

Tak tahu entah ke mana

Mengalir-mengalir aliran

Yang buat aku merasa ketakutan

 

Kau diam tertawa di waktu yang sama

Juli yang kemarin menjadi tanda

Aku tersenyum menangis

Untuk mu yang kembali terjebak

 

Aku memang tak sadar diri

Berani datang dengan manis

Menyuguhkan lima batang cokelat

Beserta nyanyian yang kau bilang merdu

 

Nyatanya ada hati yang sempat terlupa

Yang buat aku tidak yakin lagi

Untuk jadi seperti kemarin

Untuk siap bertengkar dengan merdu

 

Namun sulit untuk hilangkan

Hingga subuh yang menggigil

Aku masih menikmati yang pernah ada

Buatku ingin kembali khilaf

 

Kau tak terganti dari yang sebelumnya

Hingga jarum merah berhenti berputar

Baca Juga: [PUISI] Hujan di Jam Pulang Kerja

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

A M Photo Writer A M

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Debby Utomo

Berita Terkini Lainnya