[PUISI] Di Kala Mereka Melintas
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Puisi tidak akan lahir
Jika sebelum pena mampu berdansa
Kau sudah jemawa merasa penyair
Pada satu malam yang lebat
Air dan angin bagai pasukan Haman mengejar Musa
Tarik ulur selimutku bagai perisai menahan sabit kedinginan
Tubuh mengentak beranjak kala mendengar
Jeritan jendela diperkosa pasukan angin
Mata ini terpana kala di luar aku melihat jelas
Melintas seorang wanita baya merangkul buah hatinya
Dua tubuh kuyup bergetar itu tidak berhenti berjalan
Nuraniku yang semenjak tadi terkapar seketika beranjak perlahan
Menerka-nerka perihal nasib dua manusia
Dan mencoba mencerna segala makna yang kulihat
Hingga satu jawaban menyeruak dari palung batin paling dalam
Bahwa sebaik itulah Tuhan padaku
Atas segala kenyataan dan kenyamanan hidupku
Lalu gelar sajadah aku rangkai pujian dan kata maaf
Editor’s picks
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.