[PUISI] Tentang Si Gadis Kesepian

Sering tersenyum, tapi banyak lukanya

Tentang gadis kesepian itu (sang pena)

 

Malam ini aku melihat gadis itu lagi

Sendiri sambil menatap malam

Tatapannya berbeda,

dulu terlihat menyenangkan

Sekarang terlihat kesakitan

Senyumnya juga... Terlihat aneh

Entahlah terlihat kesepian mungkin,

                   Tentang gadis itu aku selalu melihatnya ceria,

                   Tapi... Tidak saat ini

                   Gadis itu selalu tertawa terbahak-bahak

                  Tapi sekarang dia hanya terisak penuh kesakitan

Gadis itu menyimpan banyak luka

Dia menyimpan semua lukanya sendirian

Malam itu kutatap dia dari jauh

Sedangkan dia terus terisak

Aku membisikkan sesuatu dengan pelan

Tak dapat didengar oleh telinganya

Tapi setidaknya hembusan angin mengetahuinya

Setidaknya malam yang dingin ini dapat menghangatkan

Hatinya yang beku itu

Wahai gadis kesepian

Dengarkan ini baik-baik

Senyummu sekarang adalah bahagiaku

Lukamu adalah racun yang menyesakkan

Tawamu adalah canduku

Langkahmu adalah petaku

Tangismu adalah hal yang paling kubenci  

Wahai gadis kesepian

Yang ceria tapi banyak lukanya

Aku di sini, walau tak pernah

Terdeteksi oleh radarmu

Aku selalu menyapamu

Walau telingamu tak sanggup mendengarnya

Aku di sini takkala sepi menghujammu

Aku di sini, di sana...... Atau di situ

Aku ada di manapun kau berada

Walau matamu tak pernah sanggup menatap bayangku

Wahai gadis kesepianku

Aku di sini

Aku adalah rindu

Rindu yang selalu memohon senyummu

Si rindu yang menginginkan bertemu

Aku rindu si penyebab kesepianmu

Dan aku adalah kamu.                                                                                                               

Aku adalah rindu yang ingin kau sampaikan pada seseorang

 

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

adinda Photo Writer adinda

banyak senyumnya,tapi lebih banyak lukanya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya