[PUISI] Empat Sajak Alam

Kala alam menunjukkan romansanya,

Dasar laut tak pernah tahu
alasan Synodontis selalu sembunyi
dan menyembunyikan sesuatu
yang sejatinya tak perlu disembunyikan.
Dewa laut pun bertanya-tanya,
"Apakah ada yang tanggal atau buruk?"

Karang pun tebing memanglah kuat,
kokoh dideru deras ombak,
tegak diterpa kuat badai,
tapi ia bisa rusak pun patah,
hancur, hancur sehancur-hancurnya.

Mustahil adalah diksi haram bagi alam,
parkit bisa saja mendua pun angsa,
satu berkelana, satunya menjaga
sampai kembali ke sebermula, perih.

Harimau memang bengis kala menerkam,
mencabik, dan menghabisi mangsanya,
tapi sendu berbalut sedih hinggap
tanpa pengecualian, hanya saja
dunia tak pernah tahu dan ia,
ia pandai menyembunyikannya

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

Ahmad Rifa'i Yusuf N Photo Writer Ahmad Rifa'i Yusuf N

Puisi itu suara rampak yang punya dunianya sendiri untuk diselami lebih dalam - Mahasiswa. Ig: @ahmadrifaiy9

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Yudha

Berita Terkini Lainnya