[PUISI] Debu Angkasa 

Lambaian ilalang, kehampaan ruang! 

Langit kala itu terlalu gelap untuk direngkuh

memijakkan kaki yang mengayuh lambat di dataran luas ini,

membuat irama dentuman nadi membengkak

hanya tampak liukan bukit berdiri tegak

hanya terasa lambaian ilalang yang menjulang 

 

Sendiri di dalam pikiran,

mengajak intuisi bermain bersama hati

sampai di tapak, satu pengikut galaksi menyapa di kehampaan ruang

hanya sapaan kosong tanpa arti yang didengar

apakah suara itu telah terjebak di lubang hitam bersama memori?

 

Tak terasa nebula terlihat di langit 

menemani langkah-langkah kaki yang terasa semakin berat

walau sunyi terus mendekap disepanjang perjalanan itu

taburan bintang dan debu angkasa menemani,

mereka menyambut suara-suara yang hanya terdengar keras di dalam

menepis lamunan yang membuat sendu

 

kini, kernyitan dahi perlahan mulai sirna 

binar-binar di angkasa mengalahkan tameng yang disebut duka

kini suara dan duka telah menjadi debu angkasa,

bersanding bersama milyaran bintang, 

beralun bersama malam,

dan berkelana bersama mimpi

Baca Juga: [PUISI] Bintang dan Bulan

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • erwanto

Berita Terkini Lainnya