[PUISI] Debu Angkasa
![[PUISI] Debu Angkasa](https://cdn.idntimes.com/content-images/community/2020/04/jeremy-thomas-pq2djbntzw0-unsplash-1-294be7c3bcf8ccbcde86cf2c7f0558b5_600x400.jpg)
Langit kala itu terlalu gelap untuk direngkuh
memijakkan kaki yang mengayuh lambat di dataran luas ini,
membuat irama dentuman nadi membengkak
hanya tampak liukan bukit berdiri tegak
hanya terasa lambaian ilalang yang menjulang
Sendiri di dalam pikiran,
mengajak intuisi bermain bersama hati
sampai di tapak, satu pengikut galaksi menyapa di kehampaan ruang
hanya sapaan kosong tanpa arti yang didengar
apakah suara itu telah terjebak di lubang hitam bersama memori?
Tak terasa nebula terlihat di langit
menemani langkah-langkah kaki yang terasa semakin berat
walau sunyi terus mendekap disepanjang perjalanan itu
taburan bintang dan debu angkasa menemani,
mereka menyambut suara-suara yang hanya terdengar keras di dalam
menepis lamunan yang membuat sendu
kini, kernyitan dahi perlahan mulai sirna
binar-binar di angkasa mengalahkan tameng yang disebut duka
kini suara dan duka telah menjadi debu angkasa,
bersanding bersama milyaran bintang,
beralun bersama malam,
dan berkelana bersama mimpi
Baca Juga: [PUISI] Bintang dan Bulan
Editor’s picks
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.