[PUISI] Malang yang Kian Tergenang
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Luapan air sudah tak bisa dibendung
Halaman sudah serupa danau dan aku termenung
Jutaan ungkapan kekesalan tertuang di linimasa
Disusul milyaran umpatan dan amarah yang belum sempat menjadi laku demonstrasi
Air sudah di mata kaki kami
Ada yang sebatas pinggang kami
Ada yang merendam lantai dasar kami
Dan, masih terpantau tidak ada manuver yang berarti
Menyalahkan sampah yang terbuang di sungai
Dan, masih terpantau tidak ada manuver yang berarti
Menyalahkan warga yang kurang edukasi
Dan, masih terpantau tidak ada manuver yang berarti
Seakan walikota kami tidak berarti
Sementara dengan semangat tinggi menyapu prostitusi
Tanpa menyadari prioritas dan esensi
Sementara kawan-kawan terjungkal lubang di jalan
Danau-danau baru bermunculan
Menambah daftar nama danau yang yang menghiasi Sawojajar sebagai nama jalan
Baca Juga: [PUISI] Angan-angan dan Logam Mulia
Editor’s picks
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.