[PUISI] Perempuan dan Hujan

Something in the rain..

Sendiri aku di lautan penuh kebohongan
terjebak dalam perahu layar
jauh dari pantai terdekat itu pandangmu
menatap langit serba kelam; kosong sepi
berkabut menyibak laju ombak dalam igauan manusia
sentuhan ajaib dari mata seorang Hawa menerka-nerka.

Malam tiba, percakapan merendah
takutku pada malaikat delusi yang ada di kepala
yang karam menuju tempat tidurmu.

Aku terjaga di kasur, betah disekap sepi sehabis hujan semalaman.
yang terhubung urat nadi dari jarak jauh
dingin karena gerimis kecil tak berujung
angin jenuh memanggil buat tubuh menggigil
dari kepala sampai ujung kaki
bibir pecah-pecah
menghardik berulang kali.

Kuingin kau sedih, menyesal dalam diriku.
dari titik tertentu terperangkap arus merindu
bersama hujan yang mengabu
mencium ingatanku tanpa perlu aku menggigit mulut itu.

Lelah hati menjadi gila terkadang
dimanjakan bahasa tubuhmu yang kembali basah
hari-hari aku membacakan penggalan puisi Dylan Thomas
seperti penjahat kelamin kehabisan kata-kata.

Dalam sepatah kata; ada aku yang memerlukan air mata untuk menjadi nyata
meskipun waktu telah berlalu, belum ada hari aku tak merindukanmu
sekali lagi kekasihku berkata
apakah aku suka hujan, tentu tidak.
tapi ini rahasia lelaki: sia-sia aku bohong.

Baca Juga: [PUISI] Selagi Bisa

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

Aldo Fahlevi Photo Writer Aldo Fahlevi

a floating entity

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Yudha

Berita Terkini Lainnya