[PUISI] Naif

Aku ingin kau di sini menerimaku kembali

Tuan, apakah kau sempat mencariku selama ini meski hanya sesekali?
Tidak, aku tidak tengah mencurigai apalagi mengintimidasi
Aku hanya ingin mengerti bagaimana alammu tanpaku di sisi
Hampakah? Atau justru lebih baik dari hari-hari ditemani aku yang tak berdaya ini

Tuan, ingin sedikit kuceritakan tentang aku yang jauh dari kata sempurna
Aku berkali-kali terpeleset dalam jurang yang sama
Aku kembali mencintai memori-memori sunyi
Aku yang bertubi-tubi memeluk duri lalu tersenyum tanpa tahu diri

Tuan, kali ini kau bisa angkat kaki
Setelah luka yang kubuat mencipta nyeri
Mengasingkanmu lantas memberimu teman bernama "sepi"
Atau kali ini, tentang aku yang tanpa tahu diri ingin mendampingimu lagi

Sudahlah, jangan risaukan diri yang sering kali menikmati gusar ini
Aku layak menerima aniaya akibat ulah sendiri
Tak perlu dihakimi atau bahkan dikasihani
Aku merasai walau kini berpura-pura tuli

Tuan, marahlah padaku untuk sesekali
Beranjaklah pergi lalu tinggalkan aku sendiri
Bagaimana aku bisa memaafkan diriku jika kau terus memberi hati
Tuan, aku mungkin ingin kembali meski kau lebih layak bersama orang lain yang tak senaif diriku ini

Baca Juga: [PUISI] Sepenggal Awal Baru

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

Meld Awan Photo Verified Writer Meld Awan

Times is about value

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Yudha

Berita Terkini Lainnya