[PUISI] Rinduku Seputih Kanvas
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kabut menghadang
Kala mentari terbit dari ufuk timur
Menjadikan pandang tak lagi berbayang
Semua putih
Bagai deretan kanvas yang terpajang
Hanya ada angin,
Dan napas yang terenyuh menyisakan kerinduan
Puan terus melangkah
Mencarimu yang entah tiada berantah
Setapak demi setapak jalan
Puan lalui menuju batasan cakrawala
Benar saja...
Keberadaan Tuan hanyalah timbulkan sebuah tanya
Tuan, jarak ini semakin menggila!
Saat bercengkrama dengan horizon,
Puan berjibaku penuh pada waktu
Menatap asa berselimutkan lara
Pada Tuan berwajah dingin namun menghangatkan sukma
Jemari puan kian tergoda
Memainkan rindu pada sela-sela diksi
Memantik rasa pada bait-bait puisi
Harus puan apakan bila rindu tak jua mengatup?
Biar...
Biar puan simpan hingga ia mengkristal
Bak burung camar berkicau tanpa alasan
Mewakili rindu puan terhadap tuan
Lewat semesta rindu puan sampaikan
Baca Juga: [Puisi] Delusiku akan Nusantara
Editor’s picks
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.