[PUISI] Teruntuk Puan Hati

Apakah menggantungkan rasa seseorang adalah mudah bagimu?

Derasnya hujan di sore hari, Sederas imajinasi yang berkeliaran merasuk telak.
Sumpah serapah, harapan, dan dingin menyesap seketika hati terjebak dalam petrikor.
Sang puan pongah tak tahu diri.
Berkesempatan benalu bercabang dalam sekat rasa yang menghujam kuat.

Puan, mana arah yang akan kau tempuh?
Sedang hati bergejolak mengutuki diri yang bebal akan cinta.
Akankan dibawa bermuara bersama senja?
Bersama lembayung jingga kau nyatakan.

Atau kau lepas di waktu subuh menjelang?
Selayaknya selendang fajar penanda habis masanya.
Terserah kepada puan yang merajai.

Dalam celah sukma aku meringis tertahan.
Waktu masa kulukis akan tentangmu.
Dalam tembang keresahan akan rasa tak berpuan.
Layaknya kopi yang diseduh, Jiwaku penuh dengan tanda tanya naluri.
Nirwana ku ingin segera berlari, Atas jawaban aku atau sudahilah.

Baca Juga: [Cerpen] Cara Memutuskan Gadismu

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

Anesa Dewi Photo Writer Anesa Dewi

Wama Indallahi Khair

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Arifina Budi A.

Berita Terkini Lainnya