[PUISI] Anak-anak Tanpa Seragam

tak ada hal yang paling menyenangkan selain ke sekolah

Waktu itu hujan deras
Di tiap sudut jalan kubangan air bermunculan
Dari kejauhan, anak-anak tanpa seragam menenteng kresek
Membawa buku pelajaran agar tak kuyup

Pelepah pisang jadi atap kepala
Meski baju mereka sudah setengahnya basah
mereka tetap ceria
Karena bagi mereka, tak ada hal yang paling menyenangkan selain ke sekolah

Guru sudah berdiri di daun pintu
Air mukanya pasrah
Rupanya atap rumbia kelas dibobol hujan
Kekhawatiran selama ini terjawab sudah
Bangunan lapuk tak punya kuasa menahan air langit

Anak-anak tanpa seragam terpaku lama melihat kelas
Di atas kursi dan meja mereka teronggok sisa-sisa rumbia
Ruang kelas bak kapal pecah

Dalam hening, sang guru mencari akal
Anak-anak pun digiring menuju surau dekat sekolah
Mereka tak mau merugi sudah datang
Anak-anak tanpa seragam hanya ingin belajar

Meski udara dingin menusuk-nusuk tulang
Namun semangat mereka menjadi penghangat diri
Mereka antusias mengenal ilmu
Mulai dari membaca hingga berhitung

Kini, sudah puluhan tahun berlalu
Anak-anak tanpa seragam tak lagi lesehan di serambi surau
Mereka tak lagi nampak bercengkerama di bawah rumbia
Mereka juga tak lagi menenteng kresek, atau berjalan hingga puluhan kilo
Orang tua mereka bilang,
"Anakku sudah jadi orang."

Baca Juga: [PUISI] Maaf, Kami Tak Takut

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

Anggita Amelia Photo Verified Writer Anggita Amelia

Writing is the way I share it, hopefully my writing will be useful to the reader

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya