[PUISI] Dalam Lirih Doamu
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Di atas sajadah merah marun
Ia duduk lama sambil menengadah
Satu per satu permintaan hati terucap
Mengadu segala rasa pada Empunya rasa
Di atas sajadah merah marun
Perempuan renta duduk bersimpuh
Pintanya mulai terbata-bata
Sambil berderai air mata
Kali ini bisikannya pada Tuhan amat syahdu di telinga
"Wahai Yang Maha Penyayang, Yang Maha Mendengar segala pinta, mohon perkenankan anakku senantiasa dalam penjagaan-Mu,"
mendengar lirih doanya
ku tahan tangis dari balik pintu
Rupanya Ibu tak pernah putus asa merengek pada Tuhan
Kalimat doanya selalu tercurah untuk ananda
Doa ibu menghunjam kalbuku
Pinta ibu malam itu menggetarkan batinku
Serta merta kupecahkan botol bir di tanganku
Ku bagai tak berdaya,
Ingin segera menyerah pada Empunya raga
"Ke mana saja aku selama ini?"
Tuhan memang Maha Baik
Demikian kesimpulanku di suatu sore
Jika bukan karena lirih doamu di sepertiga malam
Mungkin aku tetaplah pendosa tak tahu malu
Setelah sekian lama sesat
Kini baru kusadari
Tuhan tak pernah kecewakan hambanya yang memohon tulus
Terima kasih Bu...
Baca Juga: [PUISI] Simfoni Kenangan
Editor’s picks
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.