[PUISI] Sebab Tuan Sebelah Mata

Mengapa kau mencaci dalam doa?

Menari lembut di antara nadi
Menganyam jiwa yang berkelana
Mencoba berpijak di penghujung napas dunia
Demi sebutir kehidupan pelepas dahaga

Terbawa oleh suara angin
Dicampakkan tanpa arti oleh semesta
Terkubur dalam tanah yang tak sudi menerima
Membusuk ditemani tikus jelita
Tertatih meraih sutra

Saat melihat Izrail
Dia tetap mencaci dalam doa

Baca Juga: [PUISI] Bukan Rindu yang Berat

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

Annisa Puji Hastuti Photo Verified Writer Annisa Puji Hastuti

Niskala

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

Berita Terkini Lainnya