[PUISI] Berteman Kopi

Hanya aku, kopi, dan dirimu yang menari-nari dalam memori

Entah sudah berapa lama

Aku duduk sendiri di beranda

Angin dingin menusuk raga

Cangkir kopiku pun tak sepanas semula

Kuketukkan jemari di atas meja

Aku telah gagal menghitung bintang di sana

Aku memang tak bisa melakukannya

Aku hanya bisa diam tak berkata

Dengan kopi mendingin yang tak bisa kuajak bicara

Aku ingin kembali bercengkrama

Denganmu yang pernah menciptakan luka

Membicarakan kehidupan fana

Hingga larut malam hingga bulan tertawa

Aku ingin seperti sedia kala

Begitu mudah jika rindu menerpa

Koordinat kita tak jauh untuk saling jumpa

Kini semua telah berbeda

Kita berjalan di dunia yang tak sama

Saling bertegur sapa pun kini langka

Kita merindukan masa itu

Tapi pertemuan kita tak semudah dulu

Kau sibuk dengan duniamu

Begitu pula aku

Tapi...

Kau tahu apa yang lebih sibuk daripada kita?

Ya, isi kepala kita

Kau tak keliru

Isi kepala kita sibuk sungguh terlalu

Sibuk memikirkan satu sama lain melulu

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

Annisa Widi Photo Verified Writer Annisa Widi

Bachelor Degree of Psychology. Penyuka buku, mawar peach, matcha, dan kopi susu.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya