[PUISI] Sepasang Pensil

Cerminan diri dari sepasang pensil

Kugenggam pensil ini

Kubiarkan yang satu tergeletak

Pensil pensil ini menggoreskan takdir

Pensil A atau B

Takdir baik atau buruk

Semuanya kembali pada raga ini

Seperti niat baik dan buruk

Semuanya aku yang tentukan

Aku tak bisa menyalahkan siapapun

Semua yang kualami

Berawal dari tindakanku sendiri

Semua luka yang kurasa

Adalah bagian dari pendewasaan

Semua tawa yang kuterima

Adalah penyedap pahitnya hari yang sudah-sudah

Aku tergugu

Memandangi kertas kehidupanku

Aku sadar

Berapa banyak keliru kubuat

Berapa banyak air mata kukuras

Berapa kali pula Tuhan limpahkan nikmat

Seakan aku tak pernah berbuat dosa

Tuhan begitu baik

Masih mengizinkanku hidup dan berkembang

Meskipun aku sering lupa saat sedang senang

Hanya bisa mengeluh saat ujian datang

Tuhan selalu punya cara

Untuk mengangkatku lebih tinggi

Dan membuatku semakin ingin

Mendekatkan diri sebelum terlambat

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

Annisa Widi Photo Verified Writer Annisa Widi

Bachelor Degree of Psychology. Penyuka buku, mawar peach, matcha, dan kopi susu.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya